Dalil kedelapan belas.
Firman Allah ta'ala:
ألم تر إلي الذين نافقوايقولون لإخوانهم الذين كفروا من أهل الكتاب لإن أخرجتم لنخرجن معكم ولا نطيع فيكم أحدا أبداوإن قوتلتم لننصرنكم والله يشهد إنهم لكاذبون
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang orang munafik yang berkata kepada saudara saudara mereka yang kafir dari kalangan ahli kitab: "Sesungguhnya jika kalian diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kalian, dan kami selama lamanya tidak akan taat kepada siapapun untuk menyusahkan kalian, dan jika kalian diperangi pasti kami akan membantu kalian." Dan Allah bersyaksi bahwa sesungguhnya mereka benar benar pendusta." (Al Hasyr:11)
Allah telah mengikat hubungan persaudaraan antara orang orang munafik dan orang orang kafir. Allah mengkhabarkan bahwa orang orang munafik mengatakan secara rahasia kepada orang orang kafir: "Jika kalian diusir, maka sungguh kami benar benar akan ikut keluar bersama kalian" maksudnya, jika Muhammad shollallahu 'alahi wa sallam mengusir kalian dari negeri kalian, maka kami sungguh akan keluar bersama kalian. Dan kami selama lamanya tidak akan taat kepada siapapun untuk menyusahkan kalian, maksudnya kami tidak akan mendengar perkataan siapapun dan tidak akan mentaati perintah siapapun yang menyusahkan kalian. Dan jika kalian diperangi, pasti kami akan mebantu kalian, maksudnya jika muhammad memerangi kalian, niscaya kami sungguh benar benar akan menolong kalian dan bergabung dengan kalian. Kemudian Allah ta'ala bersaksi bahwa orang orang munafik ini berdusta dalam perkataan mereka ini.
Maka jika berjanji kepada orang orang musyrikin secara rahasia untuk bergabung dengan mereka dan menolong mereka serta ikut keluar bersama mereka seandainya mereka diusir adalah perbuatan nifaq dan kafir, walaupun orang yang mengucapkannya berdusta dalam hatinya, lalu bagaimana gerangan orang yang menampakkan perbuatan ini dan berlaku jujur serta mendatangi mereka, menolong mereka, patuh kepada mereka, menjadi anggota mereka, dan membantu mereka dengan harta dan pemikiran? Padahal orang orang munafik dahulu tidak melakukan ini kecuali karena rasa takut dari ditimpa bencana, sebagaimana firman Allah ta'ala:
"Maka kamu akan melihat orang orang yang ada penyakit dalam hatinya bersegera mendekati mereka seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." (Al Maidah:52)
Beginilah keadaan banyak dari orang orang murtad pada fitnah (ujian) ini, bila mereka beralasan dengan alasan yang telah Allah sebutkan dalam kisah orang orang yang terdapat penyakit dalam hatinya, maka Allah tidak menerima alasan mereka ini. Allah ta'ala berfirman:
فعسي الله أن يأتي بالفتح أو أمر من عنده فيصبحوا علي ما أسروا في أنفسهم نادمين، ويقول الذين آمنوا أهؤلاء الذين أقسموا بالله جهد أيمانهم إنهم لمعكم حبطت أعمالهم فأصبحوا خاسرين
"Mudah mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan kepada rosul-Nya atau suatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam hati mereka. Dan orang orang yang beriman akan mengatakan: "Inikah orang orang yang bersumpah sungguh sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar benar beserta kalian?" Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang orang merugi." (Al Maidah : 52-53)
Kemudian Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي بقوم يحبهم و يحبونه أذلة علي المؤمنين أعزة علي الكافرين
"Wahai orang orang yang beriman, barang siapa diantara kalian yang murtad dari din nya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang orang mu'min dan bersikap keras terhadap orang orang kafir". (Al Maidah:54)
Allah telah mengkhabarkan bahwa merupakan sebuah kepastian, jika terdapat orang orang yang murtad maka pasti akan hadir orang orang yang mencintai dan dicintai (oleh-Nya) serta berjihad, dan Allah mensifati mereka dengan sifat lemah lembut dan tawadhu' terhadap orang orang mu'min serta keras dan kasar terhadap orang orang kafir. Kebalikan dari golongan yang mempunyai sifat tawadhu',lemah lembut dan sopan terhadap para penyembah kubah, pelacur dan para pelaku homoseks, serta kasar dan keras terhadap orang orang yang bertauhid. Maka cukuplah ini sebagai dalil atas kafirnya orang orang yang menyetujui mereka, walaupun mereka mengaku ngaku beralasan karena takut. Sungguh Allah telah berfirman:
ولا يخافون لومة لائم
"Dan mereka tidak takut celaan orang yang mencela"
Ini merupakan kebalikan dari orang yang meninggalkan sikap sidiq dan jihad karena alasan takut kepada orang orang musyrikin.
Kemudian Allah berfirman:
يجاهدون في سبيل الله
"Mereka berjihad di jalan Allah"
Maksudnya, di jalan tauhid-Nya dengan penuh kesabaran dengan mengharapkan Wajah Rob mereka demi tegaknya kalimah-Nya, dan...
ولا يخافون لومة لائم
"Mereka tidak takut celaan orang orang yang mencela"
Maksudnya, mereka tidak memperhatikan orang yang mencela dan mencaci mereka karena sebab din mereka, akan tetapi mereka terus maju di atas din mereka, berjihad di jalan-Nya tanpa menoleh kepada seorangpun dari makhluq makhluq-Nya, tidak pula pada kemarahan dan keridhoan makhluq, akan tetapi cita cita, tujuan dan harapan mereka hanyalah ridho Sayyid mereka yang mereka ibadahi serta takuti dari kemurkaan-Nya.
Keadaan ini kebalikan dari keadaan orang yang cita citanya , tujuan dan harapannya adalah keridhoan para penyembah berhala, pelacur dan para pelaku homoseks, serta takut dari kemarahan orang orang ini. Sesungguhnya keadaan seperti ini adalah kesesatan dan kehinaan yang paling besar.
Kemudian Allah berfirman:
ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله واسع عليم
"Itu adalah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah adalah Maha Luas rahmat-Nya lagi Maha Mengetahui"
Allah ta'ala mengabarkan bahwa kebaikan yang agung ini serta sifat sifat yang terpuji yang dimiliki oleh orang orang beriman yang teguh di atas din mereka ketika terjadi fitnah (ujian) adalah bukan hasil dari daya dan upaya mereka, melainkan hanyalah merupakan karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah mempunyai karunia yang agung.
Kemudian Allah berfirman:
إنما وليكم الله ورسوله والذين آمنوا الذين يقيمون الصلاة ويؤتون الزكاة وهم راكعون
"Sesungguhnya wali kalian hanyalah Allah dan rosul-Nya dan orang orang yang beriman yang menegakkan sholat dan mengeluarkan zakat dan berruku'.
Allah ta'ala mengabarkan sebuah kabar yang bermakna perintah untuk berwala kepada Allah, rosul-Nya dan orang orang yang beriman, yang di dalam kandungannya terdapat larangan dari berwala kepada musuh musuh Allah dan rosul-Nya dan orang orang beriman.
Tidak samar lagi, kelompok mana yang lebih dekat kepada Allah dan rosul-Nya serta kepada ibadah sholat dan zakat. Jadi, orang orang yang ber-tawalliy (berwala') kepada selain Allah dan rosul-Nya dan orang orang yang beriman berarti telah meletakkan wala' nya bukan pada tempatnya. Sebagai ganti dari berwala kepada Allah, rosul-Nya dan orang orang beriman yang menegakkan sholat dan menunaikan zakat, mereka berwala kepada orang orang musyrik para penyembah berhala dan kubah. Kemudian Allah mengabarkan bahwa kemenangan adalah milik golongan-Nya dan orang orang yang berwala kepadanya.
ومن يتول الله ورسوله والذين آمنوا فإن حزب الله هم الغالبون
"Dan barang siapa yang berwala kepada Allah, kepada rosul-Nya dan kepada orang orang beriman, maka sesungguhnya golongan Allah itulah yang menang."
Dalil kesembilan belas.
Firman Allah ta'ala:
"Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan rosul-Nya, walaupun orang orang itu adalah bapak bapak mereka, atau anak anak mereka, atau saudara saudara mereka ataupun keluarga mereka. (Al Mumtahanah:22).
Allah ta'ala mengabarkan bahwa engkau tidak akan mendapati orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan rosul-Nya walaupun orang orang itu adalah kerabat yang paling dekat dengannya, dan sesungguhnya perbuatan tersebut adalah sesuatu yang meniadakan keimanan dan bertolak belakang dengannya. Tidak akan berkumpul perbuatan ini dengan keimanan kecuali seperti berkumpulnya air dengan api. Allah ta'ala berfirman pada ayat yang lain:
"Hai orang orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan bapak bapak kalian dan saudara saudara kalian menjadi auliya (wali-wali) kalian jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Barang siapa diantara kalian yang ber-tawalliy (berwala) kepada mereka maka mereka adalah orang orang yang dholim." (At Taubah:23).
Dalam ayat ini terdapat penjelasan yang gamblang bahwa tidak ada udzur bagi setiap orang untuk menyetujui kekafiran karena sebab rasa takut terhadap harta benda, bapak, anak anak, isteri isteri, keluarga, dan yang semisal dengan hal itu yang dijadikan sebagai alasan oleh banyak orang. Apabila tidak ada seorangpun yang mendapat rukhshoh untuk saling mencintai dengan mereka serta menjadikan mereka sebagai wali wali karena sebab alasan kawatir terhadap mereka dan lebih mengutamakan keridhoan mereka, lalu bagaimana gerangan bagi orang yang menjadikan orang orang kafir yang jauh sebagai wali dan sahabat, kemudian menampakkan persetujuannya terhadap din mereka karena sebab rasa kawatir dan cinta terhadap hal hal ini (yaitu hal hal yang tersebut dalam ayat 24 dari surat At Taubah. Pent) secara keseluruhan atau sebagiannya? Yang mengherankan lagi adalah tindakan mereka yang menganggap baik dan halal perbuatan ini, sehingga mereka mengumpulkan dua kesalahan yaitu kemurtadan dan penghalalan sesuatu yang haram.
Dalil kedua puluh.
Firman Allah ta'ala:
"Hai orang orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagi auliya' yang kalian sampaikan kepada mereka (berita berita Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah kafir kepada kebenaran yang datang kepada kalian, mereka mengusir Rosul dan kalian karena beriman kepada Allah Rob kalian. Jika kalian benar benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhoan-Ku (janganlah kalian berbuat demikian). Kalian memberitahukan secara rahasia (berita berita Muhammad) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nampakkan. Dan barang siapa diantara kalian yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah sesat dari jalan yang lurus. (Al Mumtahanah:1)
Allah mengabarkan bahwa barang siapa yang ber-tawalliy kepada musuh musuh Allah, walaupun mereka adalah karib kerabatnya, maka sungguh ia telah sesat dari jalan yang lurus, maksudnya ia telah salah jalan dan keluar darinya menuju kepada kesesatan.
Lalu dimana mereka yang mengaku ngaku berada diatas jalan yang lurus dan tidak keluar darinya? Sesungguhnya pengaku ngakuan mereka ini merupakan sebuah pendustaan kepada Allah. Dan barang siapa yang berdusta atas nama Allah maka dia telah kafir. Dan juga merupakan bentuk penghalalan terhadap apa yang telah Allah haramkan, dan barang siapa yang menghalalkan apa apa yang haram, maka dia telah kafir.
Kemudian Allah menyebutkan syubhat orang yang beralasan dengan karib kerabat dan anak anak, Allah berfirman:
لن تنفعكم أرحامكم ولا أولادكم يوم القيامة يفصل بينكم والله بما تعملون بصير
"Karib kerabat dan anak anak kalian tiada bermanfaat bagi kalian pada hari kiamat. Dia akan memisahkan antara kalian. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan. (Al Mumtahanah:3)
Allah tidak memberi udzur orang yang beralasan dengan karib kerabat dan anak anak, karena khawatir atas mereka dan perasaan berat meninggalkan mereka. Bahkan Dia mengabarkan bahwa hal itu tidak akan bermanfaat pada hari kiamat dan tidak dapat meniadakan adzab Allah sedikitpun. Sebagaimana firman Allah pada ayat yang lain:
فإذا نفخ في الصور فلا أنساب بينهم يومئذ ولا يتساءلون
Apabila sangkakala ditiup maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (Al Mu'minuun:101)
Dalil kedua puluh satu.
Dari sunnah, yaitu apa yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud dan selain beliau, dari Samroh bin Jundab, dari Nabi shollallahu 'alahhi wa sallam, beliau bersabda:
من جامع المشرك و سكن معه فإنه مثله
"Barang siapa yang berkumpul dan bertempat tinggal bersama orang musyrik, maka sesungguhnya dia sepertinya."
Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini telah menjadikan orang yang berkumpul dengan orang orang musyrikin, bercampur baur dengan mereka dan tinggal bersama mereka adalah seperti mereka. Lalu bagaimana gerangan bagi orang yang menampakkan persetujuannya terhadap din mereka, serta menampung dan membantu mereka? Bila mereka berkata: "itu karena kami takut" maka dijawab: "Kalian telah berdusta !"
Sekali lagi, takut bukanlah sebuah udzur, sebagaimana firman Allah ta'ala:
ومن الناس من يقول آمنا بالله فإذا أوذي في الله جعل فتنة الناس كعذاب الله
"Diantara manusia ada yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti karena beriman kepada Allah, ia menganggap penganiayaan manusia terhadap dirinya seperti adzab Allah." (Al Ankabuut:10).
Allah tidak memberi udzur orang yang murtad dari din kerena dianiaya dan karena takut. Hanya saja mereka telah mendatangi kebatilan karena kecintaan mereka kepada kebatilan tersebut dan karena takut ditimpa bencana.
Dalil dalil atas masalah ini adalah banyak, akan tetapi yang telah disebutkan diatas telah mencukupi bagi orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan petunjuk. Adapun bagi orang yang dikehendaki kesesatannya, maka sebagaimana firman-Nya:
إن الذين حقت عليهم كلمة ربك لا يؤمنون، ولو جاءتهم كل آية حتي يروا العذاب الأليم
"Sesungguhnya orang orang yang telah pasti terhadap mereka ketetapan Rob mu, merela tidak akan beriman. Walaupun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan adzab yang pedih. (Yunus :96-97).
Kita memohon kepada Allah yang Maha Pemurah lagi Pemberi karunia, agar Dia menghidupkan kita sebagai orang muslim dan mematikan kita sebagai orang muslim, serta menggabungkan kita dengan orang orang sholeh, tanpa membawa kehinaan dan kesesatan, dengan rahmat-Nya, sesungguhnya Dia adalah Maha penyayang diantara para penyayang.
وصلي الله علي محمد وآله وصحبه وسلم آمين.
============================
Alhamdulillah, selesai diterjemahkan pada tanggal 23 Jumadil Ula 1433 H.
Home »
» Dalil ke-18 sampai ke-21
Posting Komentar