Pertanyaan:
Telah banyak pembicaraan seputar tarbiyah dan jihad sebagai dua hal yang saling bertentangan dan bertolak belakang. Demikian juga telah banyak beredar pertanyaan: "Tarbiyah dahulu ataukah jihad?"
Kami mengharapkan penjelasan masalah ini dari anda, serta mana yang benar dari apa yang diperselisihkan ini? Jazakumullah khoiron.
Jawaban:
Tidak ada perselisihan antara tarbiyah dan jihad, serta tidak layak bila salah satu dari kedua hal ini menjadi penghalang bagi yang lainnya. Mentarbiyah jiwa adalah pekerjaan penting yang tidak berhenti, terus menerus dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad, menyertai segala kondisi dan keadaan yang dilalui oleh manusia . Dan sebaik baik lahan tarbiyah dan penggemblengan jiwa terhadap nilai nilai kemuliaan dan iman adalah medan medan jihad di jalan Allah.
Demikian juga, tidak ada petentangan antara jihad di jalan Allah dengan pelaksanaan kewajiban kewajiban dan hak hak syar'i yang lain.
Seorang muslim yang kuat adalah yang menunaikan hak setiap yang berhak tanpa pengurangan dan tanpa condong kepada sikap berlebih lebihan dan sikap menyepelekan.
Adapun mereka yang menghendaki agar kehidupan berhenti, tidak menikah dan tidak menghendaki punya anak, agar segala pemberian dan pembangunan berhenti demi jihad, maka sesungguhnya mereka ini belum memahami kalimat kalimat Al Quran dan As Sunnah sesuai dengan yang diharapkan oleh Allah dan rosul-Nya.
Seorang syeikh yang zuhud dan mujahid telah membuatku ta'ajub. Ia tengah berada di medan medan perang, di tengah suasana kacau, kematian mengejarnya dan menyergapnya dari segala tempat dan arah. Meskipun demikian, ia menikahi empat orang wanita, dengan harapan agar keluar dari tulang punggungnya keturunan yang akan mentauhidkan Allah dan mewarisinya dalam berjihad dan yang akan mengangkat panji setelahnya.
Demikian juga mereka yang mengangkat syiar syiar "tarbiyah" atau "tarbiyah dan tashfiyah dahulu" serta menjadikan hal ini sebagai penghalang dari melaksanakan kewajiban jihad di jalan Allah dan kewajiban kewajiban lainnya, sehingga tindakan mereka ini menjadi rintangan bagi harokah harokah jihad dan amaliyah amaliyah taghyir. Mereka inipun belum memahami tabiat din ini. Ucapan mereka yang berat yang keluar dari mulut mulut mereka ini adalah kalimat bathil yang dibungkus dengan sampul kebenaran yang ditujukan (dalam banyak kasus) untuk suatu kebatilan dan lari dari kewajiban. Hal ini menunjukkan akan jiwa jiwa mereka yang sakit dan menyerah kalah. Bukan mereka yang tertarbiyah, dan bukan pula mereka yang mentarbiyah dan mentasifiyah. Keadaan mereka (akibat ulah mereka sendiri) adalah berpindah dari kejelekan kepada sesuatu yang lebih jelek.
ولا حول ولا قوة إلا بالله
Tarbiyah dahulu atau jihad?
Written By Terapkan Tauhid on 18 Mei 2012 | Jumat, Mei 18, 2012
Labels:
Abu Bashir Ath Thorthusiy,
Fatwa,
Jihad
Posting Komentar