Headlines News :
Home » , » Dialog tentara tauhid dengan tentara thogut. (1)

Dialog tentara tauhid dengan tentara thogut. (1)

Written By Terapkan Tauhid on 26 Maret 2012 | Senin, Maret 26, 2012

Dibawah ini adalah kisah yang diceritakan oleh syeikh Abu Muhammad Al Maqdisy (AM) tentang dialog beliau dengan salah seorang tentara Yordania (TU), saat beliau dipenjara di penjara Suwaqoh, Yordania tahun 1416 H. Sangat banyak pelajaran yang dapat kita petik dari dialog ini. Berikut terjemahannya:



Aku berpapasan dengannya di dalam penjara, lalu kupalingkan wajahku darinya dan terus lanjut untuk menenuhi hajatku. Tatkala kembali, kulihat dia masih di tempat tadi, hingga ketika sampai di depannya dia bertanya :

(TU) : "Ngga ada salam? Ngga ada sapaan"?

(AM) : "Apakah ada salam (perdamaian) diantara kita"?

(TU) : "Jadi saya ini termasuk thogut"?!

(AM) : "Tidak...Perlu anda ketahui secara tepat, kami tidak mengatakan bahwa kalian adalah thogut. Tapi jelas, kalian adalah pembela thogut, tentara thogut dan penolong penolong thogut".

(TU) : "Demi Allah wahai syeikh, saya tetap mencintai anda walau anda menganggap saya begitu".

(AM) : "Adapun saya, saya akan menjadi pengkhianat kalau saya mencintai anda. Tidak...Demi Allah, saya tidak mencintai anda selama anda masih memakai baju seragam ini dan selama anda masih tetap menjadi pengawal undang undang buatan. Akan tetapi demi Allah yang tidak ada ilah kecuali Dia, saya benar benar menginginkan kebaikan buat anda dan saya berharap agar anda mendapatkan hidayah".

(TU) : "Demi Allah syeikh, saya masih sholat, masih baca Al Qur'an, dan melaksanakan umrah".

(AM) : "Sholat anda, qiraah anda dan ibadah ibadah anda yang lain tidak akan diterima tanpa adanya tauhid. Allah berfirman tentang amal perbuatan kaum musysikin:

وقدمنا إلى ماعملوا من عمل فجعلناه هباء منثورا

"Dan Kami datangkan apa apa yang mereka (orang orang musyrikin) amalankan, lalu Kami jadikan amalan amalan tersebut debu yang berterbangan". (Al Furqon : 23).

Bukankah wudhu dan kesucian badan kita dari najis merupakan syarat sahnya sholat?"

(TU) : "Ya..."

(AM) : "Sesuatu yang lebih besar dari syarat ini dan harus lebih didahulukan adalah syarat tauhid. Yaitu kesucian jiwa dari kesyirikan. Allah tidak akan menerima sholat, puasa, haji dan umrah tanpa adanya syarat ini. Oleh karena itu, kalau anda melaksanakan umrah sambil membawa syirik, kemudian pulang membawa oleh oleh air zam zam, minyak wangi dan juga syirik. Anda pergi dan kembali sambil membawa syirik. Hal ini karena umrah, haji dan amalan amalan kebajikan yang lain hanya dapat menghapus dosa dosa selain dosa syirik. Sehingga kita harus membersihkan diri kita dari syirik dan berbaro' (memusuhi dan berlepas diri) terhadap apapun yang diibadahi selain Allah, sebelum kita mendirikan sholat dan berpuasa".

(TU) : "Syirik wahai syeikh?! Jadi anda menuduh kami beribadah kepada selain Allah, sholat dan haji untuk selain Allah? Haram ya syeikh! Haram bagi anda mencap kami sebagai orang orang musyrikin! Rosul bersabda : Barang siapa yang mengkafirkan orang muslim, maka dia kafir".

(AM) : "Ya...Bisa jadi anda tidak sholat dan tidak haji untuk selain Allah. Akan tetapi anda secara mutlak menerima undang undang, perintah dan larangan dari selain Allah. Itulah sebabnya, kenapa ketika kami memperingatkan kalian tentang ketaatan kalian terhadap atasan kalian dalam hal hal yang maksiat, kalian akan menjawab : Kami ini hanyalah perajurit yang menjalankan tugas! Padahal Allah telah berfirman:

أآرباب متفرقون خير أم الله الواحد القهار

"Apakah rob rob yang bercerai berai itu lebih baik dari Allah yang Maha Satu dan Maha Perkasa". (Yusuf : 39).

Sedangkan pekerjaanmu adalah, mengawal, menjaga dan melindungi undang undang buatan yang bertentangan dengan syariat Allah, padahal Allah telah memerintahkan anda untuk mengkufuri dan menghindarkan diri darinya?! Allah berfirman :

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا ان اعبدوا الله و اجتنبوا الطاغوت

"Dan sungguh Kami telah mengutus rosul pada setiap ummat (untuk menyerukan) hendaklah kamu sekalian beribadah kepada Allah dan hendaklah kamu sekalian menjauhi thogut".

Dan Allah juga telah berfirman:

يريدون أن يتحاكموا إلى الطاغوت وقد أمروا أن يكفروا به

"Mereka menginginkan untuk berhukum kepada thogut padahal mereka telah diperintah untuk mengkufurinya". (An Nisaa' : 60)

Sedangkan kata thogut mempunyai makna yang luas, yang mencakup berhala berhala yang diibadahi selain Allah, dan juga mencakup siapapun yang diibadahi selain Allah dengan bentuk peribadatan apapun, sedangkan ia (orang yang diibadahi tadi) rela akan hal tersebut".

(TU) : "Kami tidak beribadah kepada siapapun selain kepada Allah!"

(AM) : "Taat dalam menerapkan dan menjalankan suatu undang undang termasuk salah satu bentuk peribadatan. Allah berfirman tentang perihal ahlul kitab (yahudi dan nashrani):

اتخذوا أحبارهم و رهبانهم أربابا من ون الله

"Mereka menjadikan ulama dan pendeta pendeta mereka sebagai rob rob selain Allah". (At Taubah : 31)

Hal ini karena mereka mentaati ulama dan pendeta pendeta mereka dalam masalah tasyri' (pembuatan undang undang). Allah berfirman tentang satu masalah dari masalah masalah tasyri', yaitu tentang masalah binatang sembelihan. Hal ini ketika orang orang musyrikin membantah kaum muslimin tentang hukum bangkai binatang. Menurut pandangan orang orang musyrikin, tidak ada perbedaan antara binatang yang mati tanpa disembelih (bangkai) dengan binatang yang mati karena disembelih. Maka Allah berfirman:

وإن أطعتموهم إنكم لمشركون

"Jikalau kalian (wahai orang orang beriman) mentaati mereka (orang orang musyrikin), maka sungguh kalian benar benar menjadi orang orang musyrikin". (Al An'am : 121)

(TU) : "Tidak ada seorangpun dari kami yang mengatakan bahwa bangkai sama dengan hewan yang disembelih."

(AM) : "Ya...Mungkin begitu. Akan tetapi kalian atau atasan kalian mengatakan, bahwa jual beli sama dengan riba, padahal :

وأحل الله البيع وحرم الربا

"Allah telah menghalalkan jual beli dan telah mengharamkan riba". (Al Baqoroh : 275)

Akan tetapi atasan kalian menghalalkan riba seperti halalnya jual beli dan perdagangan. Tidak hanya itu, atasan kalian telah mendirikan yayasan yayasan dan bangunan bangunan pencakar langit yang besar sebagai kantor kantor tempat mengurus transaksi riba. Mereka membuat undang undang yang bermacam macam yang melegalkan dan melestarikan riba, contohnya adalah undang undang perdagangan.

Adapun perkataan anda tadi: "Barang siapa yang mengkafirkan orang muslim maka ia kafir." Ini sama sekali bukan hadits ! Hadits yang sebenarnya berbunyi :

من قال لأخيه المسلم يا كافر فإن كان كذلك و إلا حار عليه

"Barang siapa yang memanggil saudaranya sesama muslim dengan 'wahai kafir', kalau seandainya benar begitu, maka begitulah keadaannya. Tapi kalau seandainya tidak benar, maka akan kembali kepada dirinya".

Perbedaan antara ungkapan anda dengan hadits tadi adalah, ungkapan anda bermakna bahwa seorang muslim tidak boleh dikafirkan selama lamanya, dan ini tidak benar. Karena seorang muslim, kalau dia mengucapkan perkataan atau melakukan perbuatan yang dapat mengkafirkan pelakunya, atau kalau ia berkeyakinan dengan keyakinan kafir, maka orang muslim tadi menjadi kafir. Inilah sebabnya Allah berfirman tentang sekelompok orang dari kaum muslimin yang hidup pada zaman Nabi s.a.w. yang juga ikut keluar berjihad bersama Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perang besar. Allah berfirman tentang mereka, tatkala mereka telah mengucapkan kalimat penghinaan terhadap para penghafal Al Quran (para sahabat) :

لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم

"Janganlah kalian beralasan, kalian telah kafir setelah keimanan kalian!" (At Taubah : 66)

Maka dalam buku buku fiqh, anda akan dapati satu bab tersendiri yang bernama bab hukum orang murtad, yaitu orang muslim yang menjadi kafir setelah sebelumnya ia muslim.

Hadits shohih tadi menerangkan bahwa, apabila orang muslim yang dicap sebagai kafir tadi memang begitu keadaannya, maksudnya ia telah kafir, maka tidak mengapa orang lain mengkafirkannya. Hanya saja salah dan berbahaya apabila seseorang mengkafirkan orang muslim padahal orang muslim tadi tidak melakukan kesyirikan dan kekufuran.

Kami tidak mengkafirkan kaum muslimin, melainkan kami mengkafirkan orang orang musyrikin dari para penyembah thogut, bala tentara, pembela dan pengawal mereka yang senantiasa menjaga dan mengawal undang undang buatan, yang memenjarakan dan memerangi para pejuang syariat islam dan tauhid, hanya karena sebab ketauhidan mereka."

(TU) : "Oke syeikh...Kenapa jika kami menggiring kalian, kalian berusaha keras agar polisi atau petugas keamanan tidak menyentuh kalian? Apakah ini bermakna bahwa kami ini najis?"

(AM) : "Allah telah berfirman :

إنما المشركون نجس

"Hanya saja orang orang musyrikin itu najis". (At Taubah : 28)

Kemudian Allah berfirman lagi demi mensucikan mesjidil haram dan menjaganya dari kenajisan orang orang musyrikin :

فلا يقرربوا المسجد الحرام بعد عامهم هذا

"Maka hendaknya mereka (orang orang musyrikin) tidak mendekati mesjidil haram setelah tahun ini". (At Taubah : 28)

Seorang muslim yang bertauhid lebih mulia di sisi Allah daripada ka'bah. Yang saya yakini, bahwa sifat najis dalam ayat ini adalah najis yang bersifat ma'nawiyah bukan najis yang bersifat hissiyah (yang dapat ditangkap oleh panca indera), khususnya lagi bagi orang musyrik yang mengaku ngaku muslim dan melaksanakan sebagian ibadah yang menuntut adanya thaharah dan wudhu. Kalian... bisa jadi badan kalian terlihat bersih, akan tetapi jiwa kalian tidaklah begitu selama masih ternodai oleh kesyirikan.

Awalnya kami tidak menolak untuk disentuh ketika kami digiring, hanya karena sebab masalah najis atau suci. Bukankah kalian telah menyentuh kami saat kalian mengintrogasi kami?! Kenapa kami menolak sekuat tenaga untuk disentuh oleh kalian? Karena sebagian besar kalian bersifat angkuh dan sombong. Kami melihat kalian menggiring tahanan dengan kasar seperti menggiring kambing dan binatang. Kami sangat menolak untuk diperlakukan dengan cara hina. Seandainya kami tidak berbuat seperti itu, pasti kalian tambah menjadi jadi. Kalian menggiring para tahanan sambil mencambuki mereka dengan kabel dan pipa, sebagaimana yang kami saksikan di penjara penjara lain. Kami adalah para da'i. Allah telah memuliakan kami dengan tauhid dan kamipun dipenjara karena sebab ketauhidan kami. Kami tidak rela untuk diperlakukan seperti para pemerkosa wanita."

(TU) : "Akan tetapi cara penyampaian kalian sangat kasar, tidak bagus. Berbeda dengan jama'ahnya si Anu, cara penyampaian mereka bagus, mereka menyalami kami dan senyum kepada kami. Hingga kamipun khawatir mereka dapat merekrut sebagian anggota kami yang terpengaruh dengan cara penyampaian mereka menjadi laskar tentara mereka. Sedangkan kalian, masyarakat akan lari dari da'wah kalian karena sebab cara penyampaian kalian dan karena kalian tidak mau menyalami kami."

(AM) : "Pertama tama, saya memperlakukan kalian seperti ini dan saya mengajak kalian kepada tauhid, itu semua tidak saya maksudkan untuk merekrut kalian agar menjadi tentara saya atau tentara kelompok tertentu, seperti halnya mungkin tujuan sebagian orang yang anda ceritakan tadi. Akan tetapi tujuan saya, yang pertama tama, untuk mengeluarkan kalian dari kegelapan syirik menuju kepada cahaya tauhid. Pertama dan yang paling pertama yang saya serukan kepada kalian, bukan agar kalian menjadi tentara saya atau tentara kelompok tertentu, melaikan agar kalian keluar dari ketentaraan thogut dan undang undang buatan, kemudian kalian menjadi tentara tauhid dan syariat islam.

Tujuan saya memperlakukan kalian seperti ini, agar saya dapat memperlihatkan kepada kalian tauhid yang agung ini, yang mengandung sikap baro' (berlepas diri dan memusuhi) terhadap kesyirikan dan orang orang musyrikin. Mudah mudahan Allah menjadikan saya termasuk dari thoifah yang selalu menegakkan dinullah, yang tidak membahayakan dan berpengaruh pada diri mereka siapapun yang menyelisihi dan menelantarkan mereka, hingga datang ketetapan Allah.

Saya bergaul dengan anda seperti ini, tidak menjabat tangan anda dan tidak memberi salam kepada anda, ini agar saya dapat memberi tahu anda tentang status anda sekarang, dan agar saya dapat menampakkan kepada anda, bahwa anda sekarang tengah berada diatas kekafiran dan kesyirikan, selama anda masih menolong undang undang buatan dan menelantarkan syariat Allah. Saya menyeru anda dengan cara seperti ini, agar anda meninggalkan pekerjaan anda ini yang menolong kesyirikan dan kaum musyrikin, serta agar anda selamat dari neraka, yang bahan bakarnya berupa manusia dan bebatuan.

Berbeda dengan mereka yang menepuk nepuk pundak anda, mencari muka di hadapan anda, menjabat tangan dan senyum kepada anda, hingga dapat menghias kebathilan anda, dan melanggengkan anda diatas kesyirikan. Lalu mana diantara dua kelompok ini yang lebih menginginkan kebaikan buat anda?! Demi Allah, kami sangat menginginkan kebaikan buat anda. dan kamipun sangat menginginkan kebaikan buat negeri ini dan seluruh masyarakatnya. Bahkan keinginan kami buat kebaikan atasan anda, yang selalu anda taati dan kawali, jauh lebih besar dari keinginan anda, wahai pengawal undang undangnya !!!"

(TU) : "Bagaimana itu?"

(AM) : "Perumpamaan saya dan perumpamaan Anda, juga perumpamaan negeri ini beserta penguasanya, seperti perumpamaan sebuah kereta api yang dikemudi oleh raja anda beserta undang undangnya, pengikut pengikut setia dan menteri menterinya...Kereta api ini melaju di atas rel dengan kecepatan yang sangat tinggi, sedangkan rel ini berujung pada jurang terjal yang berada di dasar jahannam (kita berlindung kepada Allah dari jahannam). Sedangkan saya dan orang orang yang seperti saya dari para da'i penyeru kepada tauhid, kami menghadang kereta api ini, dan kami berusaha menyetopnya beserta seluruh penumpangnya agar tidak jatuh ke jurang tadi. Kami meneriaki mereka : STOP!!! Jauhi bersekutu dengan Allah dalam pembuatan undang undang (tasyri')!!! Jangan bersekutu dengan Allah!!! Tinggalkan undang undang buatan!!! Haramkan riba!!! Jauhi zina!!! Berdien-lah kalian dengan dien al haq!!! Sedangkan anda dan mereka yang seperti anda, para tentara thogut dan hukum buatan, apa yang kalian lakukan??!!!"

(TU) : "Kami akan menambah bahan bakar kereta api ini agar dapat menggilas dan meremukkan anda dan mereka yang seperti anda yang merintangi rel."

(AM) : "Ya...Beginilah realita kalian, semakin menambah kecepatan kereta ini, agar dapat menggilasku, berpaling dari da'wahku, pura pura lupa akan peringatanku, hingga kereta ini jatuh ke dasar jurang tadi. Nah...kalau begitu, saya lebih antusias terhadap kemaslahatan negeri ini dan juga kemaslahatan seluruh penduduknya. Saya korbankan umur dan kehidupan saya demi menyelamatkan anda dari kesyirikan dan neraka jahannam.
Sedangkan kalian mencegah saya dan orang orang yang seperti saya dari berda'wah, dengan penjara, penghinaan dan penyiksaan...Lalu setelah itu, anda datang untuk mengajari saya tentang cara menyampaikan da'wah?! Bertaubatlah kepada Allah!!! Hentikankan pembelaan anda bagi kesyirikan dan undang undang buatan, sebelum anda berbicara tentang tata cara penyampaian da'wah dan hal hal lain dari masalah masalah furu'!!! Jangan sampai anda mati dalam keadaan seperti keadaan anda sekarang ini!!! Demi Allah, jika anda mati dalam keadaan seperti sekarang ini, anda tidak akan selamat buat selama lamanya!!!



Abu Muhammad Al Maqdisi.
Penjara Suwaqoh, Yordania 1416 H
Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar