Headlines News :
Home » , » Wajib dakwah kepada tauhid

Wajib dakwah kepada tauhid

Written By Terapkan Tauhid on 27 Maret 2012 | Selasa, Maret 27, 2012

بسم الله الرحمن الرحيم

Dari Muhammad bin Abdul Wahab, kepada siapapun dari kaum muslimin yang menerima surat ini:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Terkhusus lagi, kepada Muhammad bin Ubaid, Abdul Qodir Al Udaily dan putranya, Abdullah bin Suhaim, Abdullah bin 'Adib, Humaidan bin Turky, Ali bin Zamil, Muhammad bin Kholil, dan Sholeh bin Abdullah.
Amma ba'du :

Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam kepada kita di jaman ketika tidak ada Rosul sama sekali. Lewat perantara Beliau, Allah memberi petunjuk ke Din yang sempurna dan syari'at yang utuh. Sesuatu yang paling agung, paling besar dan inti dari hal tersebut adalah:

  1. Mengikhlaskan (memurnikan) din hanya untuk Allah, yaitu dengan beribadah kepada Allah satu satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.
  2. Larangan dari berbuat syirik, yaitu agar tidak berdo'a kepada sesuatu selain Allah, baik berupa Malaikat ataupun para Nabi, juga tidak bersujud kecuali kepada Allah, tidak ber-ruku' kecuali kepada-Nya, tidak meyakini adanya sesuatu yang dapat menghilangkan mara bahaya atau mendatangkan kebaikan kecuali Allah, tidak bernadzar kecuali kepada Allah, tidak bersumpah kecuali dengan nama-Nya, tidak menyembelih binatang kecuali untuk Allah, serta seluruh bentuk bentuk ibadah tidak boleh dipersembahkan kecuali hanya untuk Allah satu satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya.

Inilah makna kalimat laa ilaha illallah. Karena kata al ma'luh bermakna:

- Al maqshud ( yang ditujui).

- Al mu'tamad (yang menjadi tempat bersandar).

Ini adalah masalah sepele bagi mereka yang tidak mengetahuinya, dan masalah besar lagi agung bagi mereka yang telah mengetahuinya.
Bagi siapapun yang telah mengetahui masalah ini, ia akan mengetahui bahwa sebagian besar manusia telah dipermainkan oleh setan. Setan telah menghias perbuatan syirik kepada Allah dalam pandangan mereka dan menjadikannya termasuk amalan untuk mencintai dan memuliakan orang orang sholeh.

Pembicaraan seputar masalah ini berasaskan pada dua kaedah besar, yaitu:

Kaedah Pertama.

Hendaklah engkau mengetahui bahwa orang orang kafir yang telah diperangi oleh Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, mereka semua mengetahui Allah, mengagungkan-Nya, berhaji dan berumrah, dan merekapun mengklaim bahwa mereka menganut Din Ibrahim Al Kholil, serta merekapun bersaksi bahwa tidak ada pencipta, pemberi rezki dan pengatur kehidupan kecuali Allah, satu satu-Nya tiada sekutu bagi-Nya. Sebagaimana firman Allah :

"Katakanlah (hai Muhammad kepada orang orang musyrik: "Siapa yang memberi rezki kalian dari langit dan bumi....?"[1]

Bila engkau telah mengetahui bahwa orang orang kafirpun bersaksi akan hal ini, maka ketahuilah....

Kaedah Kedua.

Sesungguhnya mereka (orang orang kafir tersebut) berdo'a kepada orang orang sholeh, seperti para Malaikat, Isa, Uzair dan lain lain. Dan Dia menamakan itu semua (yakni segala sesuatu yang dijadikan oleh orang musyrik sebagai objek do'a. Pent.) dengan ilah.

Hal ini tidak berarti bahwa benda benda atau orang orang yang dijadikan obyek do'a tadi diyakini mampu menciptakan dan memberi rezki. Bahkan orang orang musyrik sendiri mengatakan bahwa benda benda atau objek do'a mereka tadi hanyalah :

هؤلاء شفعاؤنا عند الله

"Mereka adalah pemberi syafaat kami di sisi Allah". (Yunus : 18).

Dan mereka juga berkata:

ما نتبعهم إلا ليقربوانا إلى الله زلفى

"Kami tidak beribadah kepada mereka melaikan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah". (Az Zumar : 3)

Kata ilah dalam bahasa mereka, kalau dalam bahasa kita sekarang disebut sebagai فيه السر
bermakna sesuatu yang misteri/sakti. Kemudian orang orang faqir ini (maksudnya orang orang musyrikin yang beribadah kepada orang orang sholeh) menyebutnya dengan istilah 'syeikh', sehingga 'boleh' berdo'a kepadanya dan dianggap mampu mendatangkan manfaat dan bahaya.Mereka tetap mengikrarkan bahwa hanya Allah sajalah yang menciptakan dan memberi rezki. Dan ini bukanlah makna dari kata ilah. Akan tetapi ilah bermakna sesuatu yang ditujui (al maqshud), yang diseru, atau sesuatu yang diharapkan. Hanya saja orang musyrik pada jaman kita ini lebih sesat dari orang orang musyrik pada jaman Rosulullah shollallah 'alahi wa sallam. Ini karena dua sebab, yaitu:

Pertama.

Orang orang kafir pada jaman Rosululah shollallahu 'alaihi wa sallam hanya berdoa kepada para Nabi dan malaikat pada masa masa lapang saja. Ketika tiba masa genting dan susah, mereka hanya beribadah kepada Allah saja. Sebagaimana firman Allah ta'ala :

وإذا مسكم الضر في البحر ضل ما تدعون إلا إياه

"Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah semua yang kalian seru, kecuali dia."

Kedua.

Orang orang musyrik pada jaman kita berdo'a pada orang orang yang tidak setara atau selevel dengan Nabi Isa ataupun para Malaikat.[2]

Jika kalian telah mengetahui hal ini, maka jelaslah bagi kalian syirik akbar yang telah memenuhi bumi ini...:
Yang ini datang ke kubur Nabi, yang lain datang ke kubur Zubair dan Tholhah. Yang itu ke kubur orang sholeh. Yang lain lagi berdo'a ke kubur tanpa mendatanginya bila tiba masa susah. Yang satu lagi bernadzar ke kuburan. Yang itu menyembelih hewan ternak untuk jin. Yang lain berharap kepada berhala agar dapat terìndar dari kesusahan di dunia dan di akhirat, sementara yang lain lagi meminta kepadanya kebaikan dunia akhirat.
Jika kalian telah mengetahui bahwa ini semua adalah perbuatan syirik, sama dengan beribadah kepada berhala, yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, dan amalan amalan ini telah memenuhi daratan dan lautan serta telah merata. Sampai sampai banyak dari pelakunya, juga termasuk orang yang sholat di malam hari dan puasa di siang hari serta menganggap diri mereka termasuk orang orang baik dan taat beribadah! Lalu ada apa dengan kalian ini, kenapa kalian membiarkan hal ini menyebar luas di kalangan manusia? Kenapa kalian tidak menjelaskan kepada mereka, bahwa perbuatan ini adalah perbuatan kafir kepada Allah, yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Bagaimana seandainya bila sebagian orang di suatu daerah menikahi ibunya, atau saudari perempuannya, atau bibinya karena sebab kebodohan mereka, apakah halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk diam saja membiarkan mereka melakukan hal itu?! Tidak mengajari mereka bahwa Allah telah mengharamkan atas kita nikah dengan saudari perempuan dan bibi !!

Jika kalian meyakini bahwa menikahi saudari perempuan adalah lebih besar kejelekannya dari perbuatan syirik yang tengah dikerjakan oleh manusia di kubur kubur para wali, kubur para sahabat ataupun di selain kubur mereka, maka ketahuilah bahwa kalian sama sekali belum mengetahui Dinul Islam dan syahadat laa ilaaha illallah. Dalilnya adalah ayat ayat yang telah dijelaskan oleh Allah dalam kitab-Nya, yang telah disebutkan di atas tadi.

Jika sebenarnya kalian paham akan hal ini, lalu apakah halal bagi kalian untuk menyembunyikan ilmu tersebut dan berpaling darinya? Padahal Allah telah mengambil janji dari orang orang yang telah diberi Al Kitab yaitu : "Hendaklah kalian menerangkan isi Al Kitab itu kepada manusia dan janganlah kalian menyembunyikannya". (Ali Imran : 187).

Jika berdalil dengan Al Qur'an menurut kalian termasuk perbuatan sanda gurau dan kebodohan, sebagaimana kebiasaan kalian, maka bukalah kitab Al Iqna' bab hukmu al murtad (hukum orang murtad). Lihatlah perkara perkara yang menakutkan yang disebutkan di dalamnya, yang apabila dikerjakan oleh seseorang, maka ia akan murtad dari Islam dan halal darahnya, seperti keyakinan sesat terhadap para Nabi dan orang orang sholeh dan menjadikan mereka sebagai perantara antara dirinya dan Allah. Juga seperti (keyakinan terhadap orang tertentu) yang dapat terbang di udara atau berjalan di atas air.
Bila orang orang yang melakukan perbuatan perbuatan seperti ini masih kalian yakini kesholehannya atau kewaliannya. Padahal telah dijelaskan dalam Al Iqna' akan kemurtadan mereka, maka ketahuilah bahwa kalian belum mengetahui makna laa ilaaha illallah.

Jika dalam perkataanku ini terdapat sesuatu yang berlebihan (ghuluw), karena mungkin amalan amalan ini walaupun hukumnya haram, tapi tidak sampai dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, atau apa yang dikerjakan oleh orang orang di jaman kita ini, baik di saat lapang atau di saat susah, di darat ataupun di lautan, di kuburan para Nabi atau di kuburan orang orang sholeh, ini semua tidak termasuk perbuatan yang dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam, maka tolong jelaskan kepada kami yang benar dan bimbinglah kami agar dapat sampai pada kebenaran tersebut.

Tapi jika telah jelas bagi kalian keterangan keterangan diatas adalah kebenaran yang tidak ada keraguan di dalamnya, serta wajib untuk disebar luaskan dan diajarkan kepada manusia, perempuan ataupun laki laki, maka semoga Allah merahmati orang yang melaksanakan kewajibannya, bertaubat kepada-Nya, dan mengakui segala kesalahannya. Karena orang yang bertaubat dari perbuatan dosa seperti orang yang tidak mempunyai dosa.
Mudah mudahan Allah menunjuki kami dan kalian, juga saudara saudara kita yang lain, kepada apa apa yang Dia cintai dan ridhoi.

Wassalam...


Sumber : Ad Duraru As Sunniya Fi Ajwibati An Najdiya


=========================
[1] Ini adalah potongan dari ayat 31 dari surat Yunus, lengkapnya adalah:

قل من يرزقكم من السماء و الأرض أمن يملك السمع والأبصار ومن يخرج الحي من الميت ويخرج الميت من الحي ومن يدبر الأمر فسيقولون الله فقل أفلا تتقون

"Katakanlah: "Siapa yang memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah" Maka katakanlah: "Mengapa kalian tidak bertaqwa (kepada-Nya)?"

Ayat yang semakna dengan ayat ini sangat banyak dalam Al Qur'an. Ayat ayat ini menerangkan bahwa orang orang musyrikpun meyakini bahwa Allah satu satu-Nya yang menciptakan jagad raya beserta segala isinya, yang memberi rezki, yang menghidupkan dan mematikan. Maknanya, mereka menjadi musyrik bukan karena mereka mengingkari bahwa Allah adalah satu satu-Nya Pencipta, Pengatur alam semesta, Pemberi rezki serta yang menghidupkan dan mematikan. Akan tetapi mereka menjadi musyrik karena mereka mempersembahkan satu bentuk atau lebih dari bentuk bentuk ibadah kepada selain Allah. Pent.
Kembali

[2] Maksudnya, orang orang musyrik zaman sekarang lebih jelek dari orang orang musyrik Quraisy pada zaman Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam karena 2 sebab, yaitu:

- Orang orang musyrik Quraisy zaman dulu hanya melakukan kesyirikan pada saat mereka dalam kondisi lapang saja, apabila mereka ditimpa musibah dan bencana, mereka meninggalkan kesyirikan mereka. Sedangkan orang orang musyrik zaman sekarang, mereka syirik baik disaat lapang ataupun disaat ditimpa bencana.

- Orang orang musyrik dulu menjadikan Malaikat, para Nabi, orang orang shaleh dan orang orang yang baik budi pekertinya sebagai sekutu bagi Allah. Sedangkan orang orang musyrik zaman sekarang menjadikan orang orang yang tidak selevel dengan para Nabi dan wali bahkan dari kalangan orang orang bejat, maling, penzina dan lain lain sebagai sekutu bagi Allah. Maha suci Allah dari apa yang mereka sekutukan. Pent.
Kembali
Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar