Headlines News :
Home » » Dalil ke-7 sampai ke-13

Dalil ke-7 sampai ke-13

Written By Terapkan Tauhid on 18 April 2012 | Rabu, April 18, 2012

Dalil ketujuh.

Firman Allah ta'ala:

وقد نزل عليكم في الكتاب أن إذا سمعتم آيات الله يكفر بها ويستهزأ بها تقعدوا معهم حتي يخوضوا في حديث غيره إنكم إذا مثلهم

"Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kalian di dalam Al Quran bahwa apabila kalian mendengar ayat ayat Allah dikafiri dan diperolok olok, maka janganlah kalian duduk bersama mereka sampai mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya kalau kalian berbuat demikian, tentulah kalian serupa dengan mereka." (An Nisa:140).

Allah menyebutkan, bahwa Dia telah menurunkan kepada orang orang yang beriman di dalam Al Kitab bahwa bila mereka mendengar ayat ayat dikafirkan dan diolok olok, maka mereka tidak boleh tetap bermajelis bersama orang orang tersebut sampai orang orang tersebut membicaralan hal yang lain. Dan barang siapa yang bermajelis dengan orang orang yang kafir kepada ayat ayat Allah dan mengolok oloknya pada saat mereka mengkafiri dan mengololok olok ayat tersebut, maka sungguh ia seperti mereka.

Allah tidak membeda bedakan antara orang yang takut ataupun yang lainnya, kecuali orang yang dipaksa. Hukum ini telah berlaku saat orang orang beriman dan orang orang kafir berada pada satu negeri pada saat awal awal islam. Lalu bagaimana gerangan bila terjadi di zaman dimana negeri Islam telah luas dan mulia, lalu seseorang memanggil orang orang yang kafir kepada ayat ayat Allah dan yang mengolok oloknya untuk berkunjung ke negerinya, kemudian orang orang kafir tadi dijadikan sebagai auliya', sahabat dan teman duduknya dalam satu majelis, dan ia mendengar kekafiran dan penghinaan mereka, tetapi ia menyetujuinya dan malah mengusir dan menjauhkan orang orang yang bertauhid?!

Dalil kedelapan.

Firman Allah ta'ala:

يا أيهاالذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصاري أولياء بعضهم أولياء بعض ومن يتولهم منكم فإنه منهم إن الله لا يهدي القوم الظالمين

"Wahai orang orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang orang yahudi dan nashrani sebagai wali wali, sebagian mereka adalah wali bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kalian yang tawalliy (mengikuti dan menolong) kepada mereka, maka sesungguhnya ia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang orang yang dzalim." (Al Maidah:51).

Allah subhanahu wa ta'ala telah melarang orang orang mu'min dari menjadikan orang orang yahudi dan nashrani sebagai wali wali (pemimpin pemimpin), dan Dia mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikuti dan menolong mereka (tawalliy) maka dia termasuk dalam golongan mereka.

Beginilah hukum orang yang ber-tawalliy kepada orang orang majusi dan para penyembah berhala, yaitu menjadi termasuk dalam golongan mereka. Bila seseorang membantah dan mengatakan bahwa beribadah kepada kubah dan berdo'a kepada orang orang yang telah mati selain juga berdo'a kepada Allah bukanlah sebuah perbuatan syirik serta pelakunya bukanlah orang musyrik, maka sudah jelaslah perkara orang ini dan sudah nyata pembangkangan dan kekafirannya.

Allah tabaroka wa ta'ala tidak membeda bedakan antara orang yang takut atau yang selainnya. Bahkan Dia telah mengkabarkan bahwa orang orang yang dalam hatinya terdapat sakit, melakukan perbuatan ini karena takut ditimpa dawa-ir (bencana bencana). (Lihat surat Al Maidah:52. Pent).

Beginilah keadaan orang orang murtad ini, mereka takut ditimpa bencana, karena dalam hati mereka tidak terdapat keimanan kepada janji Allah yang benar akan kemenangan bagi ahlu tauhid. Sehingga mereka bersegera dan bergegas mendatangi orang orang musyrik karena sebab mereka takut ditimpa bencana. Allah ta'ala berfirman:

فعسى الله أن يأتي بالفتح أو أمر من عنده فيصبحوا علي ما أسروا في أنفسهم نادمين

"Mudah mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan atau suatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu mereka menjadi orang orang yang menyesal." ( Al Maidah:52).

Dalil kesembilan.

تري كثيرا منهم يتولون الذين كفروا لبئس ما قدمت أنفسهم أن سخط الله عليهم و في العذاب هم خالدون

Kamu melihat kebanyakan dari mereka ber-tawally kepada orang orang kafir. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka sediakan untuk diri mereka sendiri, yaitu kemurkaan Allah kepada mereka, dan mereka akan kekal dalam siksaan. (Al Maidah : 80).

Allah ta'ala telah menyebutkan bahwa berwala kepada orang orang kafir adalah sebab yang mendatangkan kemurkaan Allah dan kekal dalam adzab, hanya karena satu sebab ini saja (yaitu berwala kepada orang orang kafir. Pent), walaupun dalam keadaan takut, kecuali orang yang dipaksa dengan tetap memenuhi syaratnya. Lalu bagaimana kiranya bila perbuatan ini disertai dengan suatu perbuatan kufur yang nyata, yaitu memusuhi tauhid dan orang orang yang bertauhid serta membantu melenyapkan amalan berdo'a hanya kepada Allah dengan murni dan malah mengokohkan amalan berdo'a kepada selain-Nya?

Dalil kesepuluh.

Firman Allah ta'ala:

ولو كانوا يؤمنون بالله و النبي وما أنزل إليه ما اتخذوهم أولياء ولكن كثيرا منهم فاسقون

"Sekiranya mereka beriman kepada Allah dan Nabi dan kepada apa yang diturunkan kepadanya, niscaya mereka tidak akan menjadikan orang orang musyrikin itu sebagai wali wali, tapi kebanyakan mereka adalah orang orang fasik." (Al Maidah:81).

Allah ta'ala menyebutkan bahwa berwala kepada orang orang kafir akan meniadakan iman kepada Allah dan Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam serta kepada apa yang telah diturunkan kepada beliau. Kemudian Dia menyebutkan bahwa sebab dari hal itu adalah keadaan banyak dari mereka termasuk orang orang fasik. Allah tidak membeda bedakan antarara orang yang takut suatu bencana dengan orang yang tidak takut. Beginilah keadaan banyak dari orang orang yang murtad. Sebelum kemurtadan mereka, banyak dari mereka adalah orang orang yang fasik. Sehingga keadaan tersebut membawa mereka kepada perbuatan berwala kepada orang orang kafir dan kemurtadan dari Islam. Kita berlindung kepada Allah dari hal tersebut.

Dalil kesebelas.

Firman Allah ta'ala:

وإن الشياطين ليوحون إلي أوليائهم ليجادلوكم وإن أطعتموهم إنكم لمشركون

Ayat ini turun ketika orang orang musyrikin berkata kepada kaum muslimin:"Kalian makan apa yang kalian bunuh (maksudnya hewan sembelihan. Pent) dan tidak memakan apa yang Allah bunuh (maksudnya bangkai hewan. Pent)." lalu Allah menurunkan ayat ini.

Bila seandainya orang yang taat kepada orang orang musyrik dalam masalah penghalalan makan bangkai akan menjadi musyrik, tanpa membedakan antara orang yang takut ataupun tidak takut, kecuali orang yang dipaksa, lalu bagaimana gerangan terhadap orang yang taat kepada mereka dalam masalah penghalalan tindakan berwala kepada orang orang musyrik serta bergabung dan menolong mereka, bersaksi bahwa mereka di atas kebenaran, serta menghalalkan darah dan harta kaum muslimin bagi sekelompok orang orang musyrikin? Maka mereka ini lebih utama untuk kafir dan syirik daripada orang yang sepakat dengan kaum musyrikin bahwa bangkai adalah halal.

Dalil ke dua belas.

Firman Allah ta'ala:

واتل عليهم نبأ الذي آتيناه آياتنا فانسلخ منها فأتبعه الشيطان فكان من الغاوين

"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat ayat itu, lalu dia diikuti setan maka jadilah dia termasuk orang orang yang sesat. (Al A'raaf:175).

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang ulama ahli ibadah pada zaman Bani Israel yang bernama Bal'am. Dia adalah seorang yang mengetahui al asma al a'dzom.

Ibnu Abi Tholhah berkata: Dari Ibnu Abbas: "Ketika Musa 'alaihis salam hendak memerangi mereka (yakni kaum Jabbariyyin), sepupu sepupu dan kaum kerabat Bal'am mendatangi Bal'am lalu mereka berkata: "Sesungguhnya musa adalah seorang laki laki yang perkasa dan bersamanya pasukan yang banyak junlahnya. Dan sesungguhnya, bila dia dapat mengalahkan kita, dia akan membinasakan kita semua, maka berdo'alah kepada Allah agar Dia mencegah Musa beserta pasukannya dari kita." Bal'am berkata: "Sesungguhnya bila saya berdo'a demikian, maka hilanglah dunia dan akhirat saya." Akan tetapi kaumnya selalu membujuknya hingga ia berdo'a untuk kehancuran Nabi Musa, lalu Allah melepaskannya dari kedudukannya. Firman Allah ta'ala: فانسلخ منها فأتبعه الشيطان فكان من الغاوين (Lalu ia melepaskan diri dari ayat ayat tersebut, kemudian dia diikuti setan, maka jadilah dia termasuk dari orang orang yang sesat).

Ibnu Zaid berkata: "Hawa nafsunya berpihak kepada kaumnya" yakni orang orang yang memerangi Nabi Musa dan kaum beliau.

Allah menyebut perkara orang yang melepaskan diri dari ayat ayat Allah ini setelah sebelumnya Dia telah menganugeqahkan kepadanya ayat ayat tersebut dan ia telah mengetahuinya serta telah menjadi ahlinya, kemudian malah melepaskannya, yakni tidak mengamalkannya.

Disebutkan pula bahwa penyebab ia melepaskan diri dari ayat ayat tadi adalah karena sikap menolong dan membantu orang orang musyrik dengan pemikiran dan mendo'akan kejelekan bagi Nabi Nabi Musa 'alaihis salam beserta para pengikut beliau. Karena perasaan takut dan kasihan kepada kaumnya, padahal ia sebenarnya telah mengetahui al haq, mempersaksikannya dan iapun adalah ahli ibadah. Akan tetapi ia telah terhalangi dari mengamalkan ilmunya ini oleh sikapnya yang mengikuti kehendak kaum dan keluarganya serta hawa nafsunya. Inilah yang dimaksud melepaskan diri dari ayat ayat Allah.

Hal seperti ini adalah realita yang terjadi pada diri orang orang murtad itu, dan bahkan lebih besar lagi dari hal tersebut. Sesungguhnya Allah telah menganugerahkan kepada mereka ayat ayat-Nya yang mengandung perintah atas mereka untuk bertauhid, untuk berdo'a hanya kepada-Nya saja, serta mengandung larangan dari berdo'a kepada selain-Nya, juga mengandung perintah untuk berwala kepada orang orang mu'min, mencintai dan menolong mereka, berpegang teguh kepada hablullah dan berpihak kepada golongan orang orang mu'min, serta perintah untuk memusuhi orang orang musyrikin, membenci mereka, berjihad melawan mereka serta memisahkan diri dari mereka, juga perintah untuk menghancurkan berhala berhala, memberantas pelacuran, homoseks dan kemungkaran kemungkaran lainnya. Mereka semua telah mengetahui ayat ayat ini dan mengakuinya, lalu kemudian mereka meninggalkan ayat ayat Allah tersebut, maka mereka lebih layak untuk disebut sebagai orang orang yang telah melepaskan diri mereka dari ayat ayat-Nya, lebih layak untuk disebut sebagai kafir dan murtad dari pada Bal'am, atau minimal sama dengan Bal'am.

Dalil ketiga belas.

Firman Allah ta'ala:

ولا تركنوا إلي الذين كفروا فتمسكم النار وما لكم من دون الله من أولياء ثم لا تنصرون

Dan janganlah kalian cenderung kepada orang orang dzolim yang menyebabkan kalian disentuh oleh api neraka, dan sekali kali kalian tiada mempunyai seorang penolongpun selain dari pada Allah, kemudian kalian tidak akan diberi pertolongan. (Huud:113)

Allah ta'ala menyebutkan bahwa sikap cenderung kepada orang orang kafir dan dholim akan menyebabkan pelakunya disentuh api neraka. Allah tidak membeda bedakan antara orang yang melakukannya karena sebab takut atau tidak, kecuali orang yang dipaksa. Lalu bagaimana gerangan bagi orang yang menjadikan sikap cenderung /condong kepada orang orang dholim sebagai din dan pendapat yang bagus, lalu ia menolong orang orang dholim dengan apa yang ia mampui dari harta benda dan pemikiran, dan ia senang agar tauhid dan orang orang yang bertauhid lenyap, serta loyal kepada orang orang musyrik dalam menghadapi orang orang yang bertauhid. Sesungguhnya perbuatan ini adalah kecenderungan dan kekafiran yang terbesar.
Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar