Headlines News :
Home » , , » Tolak ukur adalah berdasarkan makna, bukan nama.

Tolak ukur adalah berdasarkan makna, bukan nama.

Written By Terapkan Tauhid on 28 April 2012 | Sabtu, April 28, 2012



Allah ta'ala berfirman:

وكذلك جعلنا لكل نبي عدوا شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلي بعض زخرف القول غرورا ولو شاء ربك ما فعلوه فذرهم وما يفترون، ولتصغي إليه أفئدة الذين لا يؤمنون بالآخرة وليرضوه وليفتروا ما هم مقترفون

"Dan demikianlah, Kami jadika bagi tiap tiap nabi itu musuh, yaitu setan setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan perkataan yang indah indah untuk menipu manusia. Jikalau Rob mu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa apa yang mereka ada adakan.
Dan juga agar hati orang orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat condong kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka kerjakan" (Al An'am : 112
-113).

Banyak manusia yang tertipu dengan judul yang indah, hati mereka terpikat oleh trik dan perhiasan yang dipasang oleh negara negara dan pemerintah pemerintah. Demikian juga orang orang yang lugu dan polos, tertipu oleh nama nama dan gelar gelar yang dibawa oleh kelompok kelompok, firqoh firqoh, dan jama'ah jama'ah tertentu. Mereka merestui jama'ah jama'ah tersebut tanpa melihat hakekatnya dan hakekat dari nama dan gelar yang dibawanya, yang memperdaya mereka, mengaburkan urusan mereka, dan bisa jadi menjerumuskan banyak dari mereka ke dalam penyimpangan dalam manhaj dan kekaburan antara sabilul mu'minin dan sabilul mujrimin.

Oleh karena itu setan setan jin dan manusia telah memperindah nama nama dan memper-agung suatu penyimpangan, menghiasinya dan menamainya bukan dengan namanya yang sebenarnya, agar dapat mencegah pengikutnya dari al haq dan kebenaran.

Tipu daya menamai sesuatu bukan dengan namanya adalah kebiasaan iblis dan jalan setan. Karena yang paling pertama menghias nama dan mengutak atiknya agar dapat menyamarkan hakikatnya dan menipu manusia adalah iblis. Dialah pemilik kebiasaan dan trik ini, yaitu ketika menamai pohon yang menyebabkan dikeluarkannya Nabi Adam dari surga dan terhalangnya suatu nikmat dengan nama syajarutul khuldi wa mulku la yabla (pohon yang menyebabkan dapat hidup abadi di surga dan kerajaan yang tidak akan sirna). Agar dapat menipu bapak kita Adam 'alaihis salam. Kemudian orang orang munafiq dan musuh musuh syari'at telah mengikuti iblis dengan mengikuti trik ini serta menjadikanoya sebagai manhaj.

Allah subhanahu wa ta'ala telah menyebutkan bahwa orang orang munafik juga terbiasa menggunakan permainan buruk ini:

إذا قيل لهم لا تفسدوا في الأرض قالوا إنما نحن مصلحون

"Jika dikatakan kepada mereka: "Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi!" Mereka menjawab: "Sesungguhowa kami hanyalah orang orang yang mengadakan perbaikan (ishlah)." (Al Baqarah:11)

Disini mereka menamai kerusakan dengan ishlah (perbaikan). Allah ta'ala berfirman:

ألم تر إلي الذين يزعمون أنهم آمنوا بما أنزل إليك وما أنزل من قبلك يريدون أن يتحاكموا إلي الطاغوت وقد أمروا أن يكفروا به
ويريد الشيطان أن يضلهم ضلالا بعيدا، وإذا قيل لهم تعالوا إلي ما أنزل الله وإلي الرسول رأيت المنافقين يصدون عنك صدودا، فكيف إذا أصابتهم مصيبة بما قدمت أيديهم ثم جاءوك يحلفون بالله إن أردنا إلا إحسانا وتوفيقا


"Apakah kamu tidak memperhatikan orang orang yang mengaku ngaku diri mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak berhukum kepada thogut, padahal mereka telah diperintah untuk kafir kepada thogut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah kalian tunduk kepada hukum yang telah Allah turunkan dan kepada Rosul!" Niscaya kamu lihat orang orang munafik menghalangi manusia dengan sekuat kuatnya dari mendekati kamu. Maka bagaimanakah halnya bila mereka ditimpa musibah disebabkan perbuatan tangan mereka semdiri, lalu mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah kami sekali kali tidak menghendaki selain perbuatan baik dan taufiq." (An Nisa:60-62).

Disini mereka menamakan perbuatan berhukum kepada thogut sebagai perbuatan baik dan taufiq.

Inilah kebiasaan para thogut beserta orang orang yang mengikuti cara mereka. Mereka menjadikan kekafiran dan ilhad mereka sebagai keimanan dan perbuatan baik. Mereka mensifati kesesatan dan kerusakan mereka dengan kebaikan dan petunjuk. Mereka menamai tindakan terror dan penghinaan mereka terhadap hamba hamba Allah dengan tindakan pengamanan dan bakti kepada bangsa..!!! Dan sebaliknya, mereka mensifati jihadnya orang orang yang bertauhid serta da'wah dengan perbutan merusak, pengacau keamanan dan terroris..!!!

Dulu fir'aun telah mensifati Nabi Musa dan da'wah beliau:

إني أخاف أن يبدل دينكم أو أن يظهر في الأرض الفساد

"Sesungguhnya saya khawatir, dia (musa) akan mengganti din kalian atau menimbulkan kerusakan di muka bumi." (Ghofir:26).

Demikian juga mereka telah menghiasi perbuatan riba dan menamainya dengan bunga agar membolehkannya. Demikian juga mereka menamai khamar dengan minuman penghangat.

Dalam hadits shohih disebutkan:

يشرب ناس من أمتي الخمر يسمونها بغير اسمها

"Manusia dari umatku akan meminum khamar dan mereka menamainya bukan dengan namanya."

Kita menyaksikan pada zaman ini banyak jama'ah jama'ah, firqoh firqoh, dan kelompok kelompok yang menerapkan kebiasaan ini demi menyebarluaskan bid'ah mereka. Muncul klaim loyal dan cinta kepada ahlul bait. Dengan kover yang indah ini, orang orang rofidhoh (syi'ah) menyebarluaskan kebatilan mereka. Mereka merubah Al Qur'an, merusak kehormatan isteri isteri Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, dan mengkafirkan jumhur sahabat beliau. Tindakan ini semua mereka lakukan atas nama loyalitas dan pembelaan terhadap ahlul bait.!!!

Sebagian kelompok ada yang menamakan aqidah kafir yang berdiri di atas pemahaman ilhad dan hulul sebagai tauhid..!!

Diantara mereka ada yang menjadikan peniadaan sifat sifat Rob sebagai perbuatan mensucikan Allah, demi menyebarluaskan kebatilannya.

Diantara kesesatan orang orang pada zaman kita sekarang, yaitu menamai demokrasi dan mensifatinya dengan syura demi melariskannya di khalayak masyarakat muslim awam dan demi menyesatkan mereka.

Diantara mereka pula ada yang mensifati dan menamai para pemerintah yang murtad dan thogut thogut sebagai waliyul amri, agar masyarakat mentaati dan loyal kepada mereka.

Diantara mereka pula ada yang menamai para da'i da'i tauhid dan mujahidin yang keluar dari ketaaatan kepada para thogut yang kafir sebagai orang orang yang bermanhaj takfiriyyun dan khowarij. Sebaliknya, mereka menamai manhaj mereka yang menjilat thogut thogut sebagai manhaj salafy atsary. Agar menjauhkan masarakat dari da'wah tauhid dan sebaliknya mendekatkan mereka kepada para thogut.!!!

Metode ini telah dianggap baik oleh pemerintah pemerintah dan mereka telah banyak menerapkannya. Sampai sampai saya sangat heran sekali terhadap kelancangan salah seorang penyidik senior dari kalangan intelijen, dimana dia telah mencaci din dan aqidah saya dengan cacian yang paling keji. Kemudian dia menerangkan ketika dia melihat memerahnya wajah saya: "Saya tidak mencaci aqidah dan din yang benar, melainkan saya mencaci din kamu itu!! Din kamu bukan din yang benar!!! Kamu zindiq!!!

Seandainya bermanfaat baginya permainan ini, tentu bermanfaat pula bagi syeikhnya dahulu, yaitu iblis.

Oleh karena itu, maka bagi setiap orang yang mencari kebenaran, hendaknya ia tidak langsung menerima hiasan dan nama nama, sampai ia melihat hakekatnya yang sebenarnya. Jangan sampai sampul yang besar menipunya, sampai ia melihat apa yang berada di belakangnya, tau betul hakekatnya bukan sekedar namanya, tau sejatinya bukan sekedar bentuknya, berdasarkan timbangan syari'at, yaitu timbangan tauhid yang kita istimewakan, bukan timbangan timbangan lain. Hendaknya hatinya tidak condong kepada perhiasan perhiasan atau apa apa yang ia sukai, dan agar tidak menyimpang dan bingung dalam menentukan manhaj.

فليس الإعتبار بالأسماء والمباني
وإنما الإعتبار بالحقائق والمعاني


Ibroh (pelajaran dan tolak ukur) bukanlah diambil dari nama dan huruf
Melainkan diambil berdasarkan hakikat dan ma'na nya.

Ditulis oleh:
Abu Muhamad Al Maqdisi
Jumadil Akhiroh 1422 H.
Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar