Headlines News :
Home » , » Empat Kaedah

Empat Kaedah

Written By Terapkan Tauhid on 2 Mei 2012 | Rabu, Mei 02, 2012

Penulis :Syeikhul Islam Muhamad bin Abdul Wahab

Alih bahasa: Muhajir




Saya memohon kepada Allah yang maha Pemurah Rob arsy yang agung agar Dia menolongmu di dunia dan di akhirat, serta menjadikanmu diberkahi dimanapun engkau berada, dan menjadikanmu orang yang apabila diberi nikmat ia bersyukur, apabila mendapatkan mushibah ia bersabar, dan apabila berbuat dosa ia meminta ampun, sesungguhnya tiga hal ini adalah tanda kebahagiaan.
Ketahuilah, semoga Allah membimbingmu kepada ketaatan kepada-Nya: Sesungguhnya al hanafiyyah millah Ibrahim adalah hendaknya engkau beribadah kepada Allah saja, memurnikan din (ketaatan) kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah ta'ala:

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku." (Adz Dzaariyaat :56).

Bila engkau telah mengetahui bahwa Allah telah menciptakanmu agar beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa suatu ibadah tidak akan dinamakan ibadah kecuali bila diiringi dengan tauhid, sebagaimana sholat tidak akan dinamakan sholat kecuali bila diiringi thaharah. Bila syirik muncul maka ibadah menjadi rusak sebagaimana hadats apabila muncul pada thaharah.

Bila engkau mengetahui bahwa syirik apabila bercampur dengan ibadah akan merusak ibadah tersebut dan menghapus amalan serta pelakunya akan kekal di dalam neraka, maka engkaupun telah mengetahui pekerjaan yang paling penting bagimu, yaitu mengetahui hal ini semua. Semoga Allah menyelamatkanmu dari perangkap ini, yaitu syirik kepada Allah, dimana Allah telah berfiman tentang hal ini:

إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمن يشاء

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan sesuatu dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain itu bagi siapa yang dikehendakinya." (An Nisaa':116).

Untuk mengetahui hal ini adalah dengan mengetahui empat kaedah yang telah Allah sebutkan dalam kitab-Nya:


Kaedah Pertama.

Hendaknya engkau mengetahui bahwa orang orang kafir yang diperangi oleh Rosulullah shollallahu 'alahhi wa sallam juga mengikrarkan bahwa sesungguhnya Allah ta'ala adalah Pencipta, Pemberi rezki dan Pengatur. Pengikraran mereka ini tidak menjadikan mereka muslim. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:

قل من يررقكم من السماء والأرض أمن يملك السمع والأبصار ومن يخرج الحي من الميت ويخرج الميت من الحي ومن يدبر الأمر فسيقولون الله فقل أفلا تتقون

"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang menguasai pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan mengatakan: "Allah." Maka katakanlah: "Mengapa kalian tidak bertakwa?". (Yunus:31).


Kaedah Kedua.

Sesungguhnya mereka (maksudnya: orang orang kafir pada zaman dahulu. Pent) mengatakan: "Kami tidak berdo'a dan menghadap kepada berhala berhala kecuali untuk taqorrub (mendekatkan diri kepada Allah) dan untuk mendapatkan syafaat.

Dalil alasan taqorrub adalah firman Allah ta'ala:

"Dan orang orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata: "Kami tidak beribadah kepada mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat dekatnya." Sesungguhnya Allah akan memutuskan diantara mereka tentang apa yang mereka perselihkan. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang orang pendusta yang sangat kafir. " (Az Zumar:3).

Dalil alasan syafa'at adalah firman Allah ta'ala:

+ويعبدون من دون الله مالا يضرهم ولا ينفعهم ويقولون هؤلاء شفعاؤنا عند الله

"Dan mereka beribadah kepada selain Allah, yaitu apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak pula dapat mendatangkan kemanfaatan bagi mereka, dan mereka berkata: "Sesuatu yang kami ibadahi itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah." (Yunus:18).

Syafa'at ada dua macam, yaitu شفاعة المنفية (syafaat yang ditiadakan)شفاعة المثبتة (syafaat yang ditetapkan).

Syafaat yang ditiadakan adalah syafaat yang diminta dari selain Allah pada hal hal yang tidak dimampui kecuali oleh Allah. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:

يأيها الذين آمنوا أنفقوا مما رزقناكم من قبل أن يأتي يوم لا بيع فيه ولا خلة ولا شفاعة والكافرون هم الظالمون

"Wahai orang orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang orang kafir itulah orang orang dholim." (Al Baqarah:254).

Sedangkan syafa'at yang ditetapkan adalah syafa'at yang diminta dari Allah, yang memberikan syafa'at adalah orang yang dimuliakan (oleh Allah) untuk memberikan syafa'at, sedangkan yang mendapatkan syafa'at adalah orang yang telah diridhoi oleh Allah perkataan dan perbuatannya setelah adanya izin (dari Allah). Sebagaimana firman Allah ta'ala:

من ذا الذي يشفع عنده إلا بإذنه

"Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi-Nya tanpa izin-Nya." (Al Baqarah:255).


Kaedah ketiga.

Sesungguhnya Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam telah hadir di tengah manusia yang bermacam macam ibadahnya. Diantara mereka ada yang beribadah kepada para malaikat, sebagian yang lain beribadah kepada para nabi dan orang orang sholeh, sebagian yang lain beribadah kepada pohon pohon dan batu batu, sebagian yang lain beribadah kepada matahari dan bulan, kemudian Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam memerangi mereka semua dan tidak membeda bedakan diantara mereka. Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:

وقاتلوهم حتي لا تكون فتنة ويكون الدين كله لله

"Dan perangilah mereka sampai tidak ada lagi fitnah (syirik) dan din (ketaatan) seluruhnya menjadi milik Allah." (Al Anfal:39).

Dalil tentang matahari dan bulan adalah firman Allah ta'ala:

"Dan sebagian dari ayat ayat-Nya ialah malam,siang, matahari dan bulan. Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang telah menciptakannya, jika kalian hanya kepada-Nya saja beribadah."(Fushshilat:37).

Dalil malaikat, yaitu firman Allah ta'ala:

ولا يأمركم أن تتخذوا الملائكة والنبيين أربابا

"Dan dia tidak menyuruh kalian untuk menjadikan para malaikat dan para nabi sebagai rob rob." (Ali 'Imran:80).

Dalil para nabi, yaitu firman Allah ta'ala:

وإذ قال الله يا عيسي ابن مريم أأنت قلت للناس اتخذوني وأمي إلهين من دون الله قال سبحانك ما يكون لي أن أقول ما ليس لي بحق إن كنت قلته فقد علمته تعلم ما في نفسي ولا أعلم ما في نفسك إنك أنت علام الغيوب

"Dan ingatlah ketika Allah berfirman: "Hai 'Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadilkanlah aku dan ibuku sebagai ilah selain Allah." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku untuk mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara perkara ghaib." (Al Maidah:116).

Dalil orang orang sholeh, yaitu firman-Nya ta'ala:

وألئك الذين يدعون يبتغون إلي ربهم الوسيلة أيهم أقرب ويرجون رحمته ويخافون عذابه

"Orang orang yanp mereka seru itu, mereka sendiri mencari wasilah siapa yang diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya." (Al Israa':57).

Dalil pohon pohon dan batu batu, yaitu firman-Nya ta'ala:

أفرأيتم اللات والعزي ومناة الثالثة الأخري

Hadits Abu Waqid Al Laitsi rodiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Kami telah keluar bersama Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam menuju Hunain, dan kami baru saja meninggalkan kekafiran. Kaum musyrikin mempunyai sebuah pohon, disitu mereka ber-i'tikaf dan menggantungkan senjata senjata mereka. Pohon tersebut diberi nama dzatu anwath. Lalu kami melewati pohon tersebut, lalu kami berkata: "Wahai rosulullah , buatkanlah bagi kami dzatu anwath, sebagaimana mereka mempunyai dzatu anwath..." (Al Hadits).


Kaedah keempat.

Sesungguhnya orang orang musyrik zaman kita lebih keras kesyirikannya dari pada orang orang musyrikin zaman dahulu. Karena orang orang dahulu melakukan kesyirikan hanya pada masa masa lapang, adapun pada masa genting, mereka memurnikan ibadah kepada Allah. Sedangkan orang orang musyrhk zaman ini, kesyirikan mereka terus menerus, pada masa lapang dan juga pada masa genting. Dalilnya adalah firman-Nya ta'ala:

فإذا ركبوا في الفلك دعوا الله مخلصين له الدين فلما نجاهم إلي البر إذا هم يشركون

"Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo'a kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba tiba mereka kembali mempersekutukan Allah." (Al Ankabuut:65).



Tamat...
وصلي الله علي سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم
Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar