Jalan menuju bumi jihad.
Written By Terapkan Tauhid on 21 April 2012 | Sabtu, April 21, 2012
Sesungguhya banyak dari kaum muslimin saat ini yang benar benar yakin bahwa jihad adalah fardhu 'ain atas umat saat musuh menyerang negeri kaum muslimin. Dan merekapun yakin akan hajat mujahidin dan umat terhadap para rijal (lelaki jantan) yang mempertahankan Din ini serta mempertahankan darah dan kehormatan kaum muslimin.
Hanya saja keyakinan ini belum dapat direalisasikan oleh sebagian besar kaum muslimin hingga menjadi sebuah amalan yang membuahkan bergabungnya mereka ke medan ma'rokah (medan tempur), bahkan keyakinan ini semakin pudar dan menghilang ketika menghadapi pertanyaan pertama: "Mana jalan yang menuju bumi jihad? Bagaimana cara untuk bisa sampai ke medan tempur?"
Jawaban dari pertanyaan ini yang dipraktekkan oleh kebanyakan putera putera Islam, bukannya gigih mencari jalan ini melainkan dengan duduk duduk saja, meninggalkan usaha mencari, serta menipu diri dengan menganggap bahwa hal ini adalah udzur baginya di hadapan Allah.
Di sini saya akan berbicara tentang jalan menuju bumi jihad dan bagaimana cara agar umat dapat sampai ke sana, serta apa yang dimaksud dengan jalan tersebut.
Sesungguhnya jihad sekarang dianggap sebagai monster yang menakutkan, yang dapat mencapai dipan tidur orang orang yahudi dan salibis, serta diaanggap sebagai raksasa yang mengancam alam beserta peradaban dan keamanannya, sebagai mana orang orang salibis terbiasa menamakannya dengan hal ini. Meskipun jihad digambarkan dengan gambaran seperti ini, seorang muslim janganlah mengira bahwa ia dapat sampai ke bumi jihad dengan segala kemudahan dan keleluasaan. Tidak seperti itu. Bahkan ia akan menghadapi berbagai macam bahaya yang harus ia tangani agar dapat sampai ke bumi jihad. Dan janganlah seorangpun dari kaum muslimpin sekarang mengira bahwa musuhnya akan membentangkan baginya jalan menuju bumi jihad dengan menaburinya dengan bunga dan wewangian sambil mengatakan kepadanya : "Raihlah... Raihlah ridho Allah dan surga!" Sesungguhnya orang yang menyangka hal ini akan dilakukan oleh musuhnya adalah orang yang lalai dan tidak mengetahui tabiat musuhnya dan hakekat mereka yang termaktub dalam kitab Allah subhanahu wa ta'ala, dimana Allah telah berfirman:
لا يزالون يقاتلونكم حتى يردوكم عن دينكم ان استطاعوا
"Mereka akan senantiasa memerangi kalian hingga mereka dapat memurtadkan kalian dari Din kalian." (Al Baqarah : 217).
Mereka terus bekerja siang malam untuk menghalangi orang orang beriman dari Din nya dan dari jihad.
Uraian diatas tidaklah bermaksud mencegah mereka yang berkeinginan untuk berjihad, sama sekali tidak. Akan tetapi hanyalah upaya memberikan gambaran yang seharusnya melekat dalam pikiran seorang muslim sebelum ia mulai berangkat mengarungi jalan menuju jihad. Hendaknya setiap orang yang terdetik dalam hatinya keinginan untuk pergi ke medan jihad mengetahui, bahwa keinginan hati saja tidak dapat menjadi udzur baginya di hadapan Allah. Ya, keinginan hati dapat meniadakan nifaq (kemunafikan) dari diri anda, akan tetapi udzur untuk meninggalkan jihad membutuhkan adanya usaha untuk mewujudkan keinginan hati tersebut. Dan hendaknya setiap pemuda mengetahui bahwa orang orang yang shidiq sebelum mereka, mereka telah bersusah payah berusaha dan mengerahkan segala kemampuan hingga kemudian dapat masuk ke bumi jihad, akan tetapi setelah apa? Setelah mereka lelah, takut, dikejar kejar, serta mereka berlaku shidiq kepada Allah hingga mereka dapat sampai.
Oleh karena itu, Allah telah menjadikan jalan ke bumi jihad sebagai bentuk jihad yang tersendiri, sehingga Allah mengaitkannya dengan balasan dan pahala yang agung. Dia telah menyebut orang yang keluar untuk berjihad sebagai mujahid, bila ia meninggal maka ia meninggal dalan keadaan syahid.
Segala keutamaan dan pahala ini adalah demi mendorong para rijal umat ini untuk berjihad. Apa yang diharapkan oleh seorang mujahid dari jihadnya? Yang dia harapkan dari jihadnya adalah salah satu dari dua kebaikan, yaitu kemenangan atau mati syahid. Bila ia telah memperoleh salah satu dari dua hal ini, maka ia telah menang. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan kepada Rosul-Nya shollallahu 'alaihi wa sallam, bahwa barang siapa yang keluar untuk berjihad, maka ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan. Allah ta'ala berfirman:
ومن يهاجر في سبيل الله يجد في الأرض مراغما كثيرا و سعة ومن يخرج من بيته مهاجرا إلي الله ورسوله ثم يدركه الموت فقد وقع أجره علي الله وكان الله غفورا رحيما
"Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat yang luas dan rezki yang banyak. Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dimaksud), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (An Nisa:100).
Allah subhanahu wa ta'ala telah menjelaskan dalam ayat ini bahwa barang siapa yang keluar untuk berjihad maka sesungguhnya ia akan mendapatkan tempat tinggal dan rezki yang luas. Dan bila ia meninggal maka pahalanya telah ditetapkan di sisi Al Karim (Allah yang Maha Pemurah) yang tidak akan membalasnya dengan sesuatu yang lebih rendah dari surga yang abadi. Allah juga telah berfirman:
والذين هاجروا في سبيل الله ثم قتلوا أو ماتوا ليرزقنهم الله رزقا حسنا
وإن الله لهو خير الراًزقين
"Dan orang orang yang berhijrah di jalan Allah kemudian mereka terbunuh atau mati, maka sungguh Allah akan memberi rezki kepada mereka dengan rezki yang baik, dan sesungguhnya Allah adalah sebaik baik Pemberi rezki" (Al Hajj : 58)
Allah ta'ala menjelaskan dalam ayat ini bahwa sesungguhnya orang yang keluar untuk berjihad, bisa jadi ia akan terbunuh atau meninggal, dan pada dua keadaan ini semua Allah telah menjanjikan baginya rezki yang baik.
Allah ta'ala berfirman :
و الذين هاجروا في الله من بعد ما ظلموا لنبوئنهم في الدنيا حسنة ولأجر لآخرة أكبر لو كانوا يعلمون
"Dan orang orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus bagi mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui. (An Nahl:41).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan juga bahwa Dia akan memberi rezki yang baik kepada seorang mujahid. Jadi bukan hanya pahala saja, karena pahala di akhirat adalah akbar (lebih besar lagi), walau ia tidak mendapat rezki yang baik tadi di dunia karena suatu hikmah yang diketahui oleh Allah.
Di dalam As Sunnah, Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan hal ini dengan ungkapan yang paling jelas dan keterangan yang paling indah. Beliau memberikan gambaran kemungkinan kemungkinan mushibah yang akan menimpa agar mendorong jiwa untuk keluar berjihad. Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam riwayat Abu Daud dan yang lainnya dari Abu Musa Al Asy'ari rodiyallahu 'anhu, beliau berkata: Saya telah mendengar Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
من فصل في سبيل الله فمات أو قتل فهو شهيد أو وقصه فرسه أو بعيره أو لدغته هامة أو مات علي فراشه أو بأي حتف شاء الله فإنه شهيد وله الجنة
"Barang siapa yang terpisah dari pasukannya di jalan Allah lalu kemudian meninggal atau terbunuh maka ia syahid, atau terlempar dari kudanya atau keledainya, atau disengat oleh serangga, atau meninggal di atas tempat tidurnya, atau meninggal karena sebab apapun yang dikehendaki oleh Allah, maka dia adalah syahid dan baginya surga."
Ibnu Muflih berkata dalam Al Furu' : "Dalam sanad hadits ini terdapat Baqiyah, dia adalah orang yang diperselisihkan. Akan tetapi hadits ini adalah hadits hasan insya Allah." Ibnu Abi Ashim berkata: "Isnad hadits ini adalah hasan lighoirihi." Al Hakim berkata : "Sesuai dengan syarat Imam Muslim."
Dalam isnad hadits ini terdapat Baqiyah dan Abdurrahman bin Tsauban, keduanya lemah (dho'if), akan tetapi hadits ini diperkuat oleh hadits riwayat Al Baihaqiy dalam Sunan beliau, beliau berkata:
"Dari Abu Malik Al Asy'ariy rodiyallahu 'anhu berkata: Saya telah mendengar Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman : "Barang siapa yang bersegera keluar di jalan Allah karena mengharap Wajah-Nya, membenarkan janji-Nya dan iman kepada risalah risalah-Nya, maka Allah adalah Penjaminnya. Bisa jadi Allah akan mewafatkannya di tengah pasukan dengan cara apapun, atau bisa jadi ia akan berpergian dalam jaminan Allah walau dalam waktu yang lama, kemudian Allah mengembalikannya ke keluarganya dalam keadaan selamat bersama dengan apa yang telah ia dapatkan berupa pahala dan ghonimah. Rosulullah bersabda: Dan barang siapa yang terpisah dari keluarganya di jalan Allah, lalu ia meninggal atau terbunuh, maka ia adalah syahid, atau (barang siapa yang) terlempar dari kudanya atau keledainya, atau disengat oleh serangga, atau meninggal dengan cara apapun yang dikehendaki oleh Allah, maka sesungguhnya ia syahid dan baginya surga."
Hadits ini juga diperkuat dengan apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin 'Atik rodiyallahu 'anhu, beliau berkata: "Saya telah mendengar Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Barang siapa yang keluar dari rumahnya sebagai mujahid fi sabilillah azza wa jalla, - kemudian Beliau memberi isyarat dengan tiga jari Beliau, jari tengah, jari telunjuk dan ibu jari, dan digabungkannya jari jari tersebut sambil berkata: Dimanakah para mujahidin?"- lalu ia (seorang mujahid tadi. Pent) terjatuh dari tunggangannya hingga meninggal, maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah, atau (bila ia) meninggal dengan cara biasa, maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah azza wa jalla." Hadits ini juga dalam sanadnya terdapat Muhammad bin Ishaq, akan tetapi ayat ayat yang lalu memperkuat hadits hadits ini dan tidak bertentangan.
Imam Bukhori telah memahami hal ini dan beliau telah membuat satu bab dalam Shohih beliau yaitu bab "Keutamaan orang yang terjatuh dari tunggangan di jalan Allah lalu meninggal, maka ia termasuk dari mereka, dan firman Allah ta'ala: {Dan barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya kemudian kematian menemuinya, maka pahalanya telah tetap di sisi Allah. 'Tetap' disini bermakna 'wajib'."
Ibnu Hajar berkata: "{maka ia termasuk dari mereka} bermakna maka ia termasuk dari para mujahidin. Firman Allah: {Kemudian kematian menemui mereka} ini bersifat umum dari sekedar terbunuh atau terjatuh dari tunggangan dan lain lain. Maka ayat ini sesuai dengan bab ini. At Thobari telah meriwatkan dari jalan Said bin Zubair dan Sudi serta dari selain keduanya, bahwa ayat ini diturunkan mengenai seorang laki laki muslim yang tinggal di Mekah. Tatkala ia mendengar firman Allah ta'ala : {Bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di dalamnya?}. Lalu laki laki tersebut mengatakan kepada keluarganya sedangkan ia dalam keadaan sakit : "Keluarkan saya menuju ke arah Madinah." Lalu mereka mengeluarkannya, kemudian ia meninggal di jalan, lalu turunlah ayat ini. Laki laki tersebut bernama Dhomroh menurut riwayat yang shohih, dan saya (Ibnu Hajar) telah menjelaskan hal ini pada pembahasan tentang para sahabat. Perkataan Imam Bukhori : {Tetap disini bermakna wajib} maknanya wajib ada pahalanya." Selesai ringkasan penjelasan Ibnu Hajar.
Ini semua adalah pahala jalan menuju jihad, lalu bagaimana pahala jihad itu sendiri? Allah tidak menjadikan pahala jalan menuju jihad dengan jaminan seperti ini kecuali karena Allah nengetahui bahwa jalan menuju jihad adalah sulit karena sebab dua hal, yaitu:
Pertama, karena hal itu adalah kesulitan pertama yang dihadapi oleh seorang mujahid ketika ia berpisah dengan keluarga dan harta sedangkan ia belum terbiasa menghadapi kesulitan (seperti ini).
Kedua, karena pencegatan yang dilakukan oleh musuh di tengah jalan menuju jihad lebih mudah bagi mereka dibandingkan membunuh seorang mujahid yang telah melakukan persiapan dan menenteng senjata.
Demi menghilangkan rasa sedih dan demi menguatkan jiwa, Allah mengaitkan jalan menuju jihad dengan pahala agung ini serta menjamin pahala bagi seorang mujahid dengan jaminan yang tidak diragukan lagi, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Shohihain (Shohih Bukhori dan Shohih Muslim) dari Abu Huroiroh rodiyallahu 'anhu, beliau berkata : "Rosulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
تضمن الله لمن خرج في سبيله لا يخرجه إلا جهادا في سبيلي وإيمانا بي و تصديقا برسلي فهو علي ضامن أن أدخله الجنة أو أرجعه إلي مسكنه الذي خرج منه نائلا ما نال من أجر أو غنيمة....
"Allah telah menjamin bagi siapa yang keluar di jalan-Nya, tidak ada yang membuatnya keluar kecuali karena jihad di jalan-Ku, iman kepada-Ku dan membenarkan rosul rosul-Ku, maka ia adalah jaminan atas-Ku untuk Aku masukkan ia ke dalam surga atau Aku pulangkan ia ke tempat tinggalnya dimana ia telah keluar darinya dengan mendapatkan apa yang telah ia dapatkan berupa pahala dan ghonimah..." Alhadits.
Jaminan pasti dari Allah subhanahu wa ta'ala bagi orang yang keluar di jalan-Nya ini, menunjukkan secara jelas bahwa keluar untuk berjihad adalah suatu hal yang dirasa sulit bagi jiwa serta penuh dengan berbagai macam bahaya. Oleh karena itu Allah mempermudah dan meringankan kesulitan tersebut dengan pahala yang agung tadi.
Oleh karena itu wahai hamba Allah, bila engkau benar benar termasuk mereka yang terdetik dalam hatinya untuk berjihad, maka janganlah engkau berhenti hanya pada keinginan hati saja, karena hal tersebut tidak dapat menjadi udzur (alasan) bagimu di hadapan Allah untuk tidak berangkat berjihad sedangkan engkau mampu untuk keluar atau mampu untuk menghadapi tantangan. Berusahalah dan tempuhlah jalan jihad. Mereka yang telah sampai di bumi jihad bukanlah orang yang mempunyai keajaiban, hanya saja mereka telah berusaha sehingga Allah memudahkan bagi mereka dan menutup mata dan telinga musuh dari mereka, hingga mereka dapat sampai ke medan medan jihad.
Alangkah banyaknya jalan menuju jihad. Ini Afganistan yang dikelilingi Pakistan, Iran, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan dan Cina. Demikian juga Checnya yang dikelilini Georgia, Degestan, Anghosia, dan Rusia. Palestina dikelilingi oleh Mesir, Yordania, Libanon dan Suria. Kasmir dikelilingi oleh Pakistan dan India. Indonesia dikelilingi oleh lautan dari segala penjuru. Eriteria dikelilingi oleh Sudan, Asiyubia dan Laut Merah. Lihatlah ke Philipina, Makdonia serta medan medan jihad lainnya. Semuanya mempunyai jalan jalan yang banyak yang mustahil seorang hamba yang bersungguh sungguh untuk berjihad tidak mendapatkan jalan jalan tersebut semuanya. Maka pikirkanlah, niscaya engkau akan sampai atas idzin Allah ta'ala.
Umat kita adalah umat satu meliar. Bila satu juta kaum muslimin berusaha untuk sampai ke medan medan jihad, maka hampir pasti (dari jumlah itu. Pent) akan sampai seratus ribu mujahidin. Mereka ini,atas idzin Allah ta'ala akan mencukupi medan medan jihad. Akan tetapi umat semuanya berpaling dari jihad dan menilai bahwa jalan ini telah tertutup. Padahal Allah telah memutus udzur kita dan telah menjadikan pahala orang yang meninggal atau terbunuh di tengah jalan termasuk syahid. Akan tetapi kita masih saja mencari cari udzur (alasan) yang lain untuk menunda dan meninggalkan jihad. Kita berharap kepada Allah agar Dia tidak menjadikan kita termasuk golongan yang Allah ceritakan tentang mereka:
ولو أرادوا الخروج لأعدوا له ولكن كره الله انبعاثهم فثبطهم وقيل اقعدوا مع الفاعدين
"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kalian bersama orang mrang yang tinggal itu." (At Taubah:46).
Dan kita juga berharap kepada Allah agar Dia tidak menjadikan kita termasuk golongan yang Dia firmankan tentang mereka:
لو كان عرضا قريبا و سفرا قاصدا لاتبعوك ولكن بعدت عليهم الشقة وسيحلفون بالله لو استطعنا لخرجنا معكم يهلكون أنفسهم والله يعلم إنهم لكاذبون
"Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu adalah keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu. Akan tetapi tempat yang dituju itu amatlah jauh terasa oleh mereka. Mereka bersumpah dengan nama Allah: "Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama sama kalian." Mereka membinasakan diri mereka semdiri. Dan Allah mengetahui bahwasanya mereka benar benar orang orang yang berdusta." (At Taubah : 42).
Akan tetapi tsiqqohlah (percayalah) kepada Allah wahai saudaraku, bila engkau bersikap shidiq kepada Allah dalam usahamu mencari jalan menuju jihad, maka sesungguhnya Allah akan membenarkanmu dan Dia telah menjamin bagimu untuk sampai. Dia lah yang telah berfirman:
والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا وإن الله لمع المحسنين
"Dan orang orang yang berjihad demi mencari keridhoan kami, benar benar Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik." (Al Ankabut:69).
وصلي الله علي رسول الله و علي آله وصحبه أجمعين
Labels:
Featured,
Jihad,
Yusuf Al 'Uyairiy
Posting Komentar