Headlines News :
Home » , » Dialog tentara tauhid dengan tentara thogut (3).

Dialog tentara tauhid dengan tentara thogut (3).

Written By Terapkan Tauhid on 23 Juni 2012 | Sabtu, Juni 23, 2012


1. Siapakah mereka yang takfiriyyun?

Saya dipindahkan dari selku di kantor depertemen intelijen umum menuju ke kantor jaksa umum Mahmud 'Ubaidat di akhir bulan Ramadhan untuk dimintai keterangan seputar kasus yang diberi nama "Tanzhim Al Qaeda" yang masih menggantung hingga saat ini, maka saya masuk tanpa mengucapkan salam, sebagai mana kebiasaanku terhadap mereka.

Setelah borgol di tanganku dilepas dan penutup mukaku dicopot, ia langsung bertanya kepadaku: "Ada apa Abu Muhammad, anda masih tidak memberi salam kepada kami? Anda masih mengkafirkan kami?

Maka saya menjawab: "Apakah ada salam (perdamaian) diantara kita wahai 'Ubaidat? Tinggalkan dahulu kekafiranmu! Bukankah rumah rumah kami digeledah atas namamu? Bukankah ibu ibu kami dan anak anak kami merasa ketakutan di tengah malam karena sebab tanda tanganmu, saudara saudara kami di penjara seumur hidup karena persetujuanmu? Lalu adakah salam (perdamaian) diantara kita?

Lalu pembantunya Mahmud Hayashat masuk dan memotong perkataanku, ia berkata: "Allah telah menyiapkan api neraka yang dipanaskan 1000 tahun hingga menjadi merah, kemudian dipanaskan lagi 1000 tahun hingga menjadi hitam untuk orang orang khawarij seperti mereka ini!

Maka saya langsung berkata: "Dengar 'Ubaidat apa yang telah dikatakan oleh temanmu ini. Mana yang lebih berbahaya, perkataan kami atau perkataan kalian ini? Kami, ketika kami mengkafirkan kalian, maka kami menetapkan hukum dunia atas kalian, kami tidak mengetahui akhir kehidupan kalian dan kami tidak memastikan tempat kalian di akhirat, karena kalian terkadang memikirkan untuk bertaubat dan berlepas diri dari kekafiran kalian sebelum mati. Sedangkan kalian, kalian menghukumi kami sebagaimana tindakan orang ini dengan hukum akhirat yang ghaib yang tidak diketahui selain oleh Allah Azza wa Jalla. Lalu mana yang lebih berbahaya? Mana yang lebih lancang terhadap Din Allah? Siapa yang lebih layak disebut takfiriyyun dan khawarij, kami atau kalian?

Ia tidak bisa menjawab, dan langsung menandatangani.


* * * * *


Ketika saya dipindah ke penjara Suwaqoh, terjadi adu lisan antara saya dengan kepala bagian, saya katakan: "Semoga Allah memberi hidayah kepadamu".

Lalu ia membalas: "Semoga Allah memberi hidayah kepadamu, kamu itu".

Saya jawab: "Amin... Kami memohon kepada Allah hidayah (petunjuk) kepada jalan yang lurus 17 kali dalam sehari semalam pada sholat sholat fardhu, ini belum yang sunnah. Dalam keadaan apapun, kami selalu membutuhkan hidayah dari Allah. Tanpa melihat hukum syar'i ku terhadap dirimu, saya dan engkau semuanya selalu membutuhkan hidayah dari Allah".

Ia langsung menjawab: "Saya juga, hukum saya terhadapmu sama dengan hukummu terhadap saya".

"Jadi saya ini menurutmu kafir?" tanyaku".

"Ya..."

Saya katakan: "Akan tetapi ada perbedaan besar diantara kita. Saya mengkafirkanmu berdasarkan dalil dalil syar'i yang banyak yang telah saya jelaskan kepada kalian berkali kali. Sedangkan engkau, pengkafiran engkau terhadap saya hanya berdasarkan hawa nafsu dan hanya untuk membalas, tanpa ada dalil syar'i sedikitpun. Inilah sejatinya sikap ghuluw dalam takfir, extrim, terlalu cepat dalam memvonis. Kalianlah yang lebih layak untuk sifat sifat ini, bukan kami sebagaimana yang kalian tuduhkan.


* * * * *


Ya, beginilah. Sesungguhnya sifat yang paling nampak dari para takfiriyyun adalah bodoh terhadap syari'at, tergesa gesa dalam memvonis dan mengkafirkan tanpa dalil, menghalalkan kehormatan kaum muslimin dan tidak menjaga darah dan harta mereka.

Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya bala tentara kesyirikan dan undang undang buatan adalah manusia yang paling layak untuk disifati dengan sifat sifat ini. Sesungguhnya mereka ini telah menghalalkan darah kaum muslimin, memerangi orang orang Islam dan membiarkan para penyembah berhala sebagaimana sifat orang orang khawarij. Berapa banyak darah orang orang muwahhidin (orang orang yang bertauhid) yang telah dihalalkan oleh bala tentara kesyirikan, juga harta benda dan hak hak orang orang yang bertauhid yang mereka sita ketika mereka menggeledah rumah rumah serta merekapun menghalalkan kehormatan kehormatan para muwahhidin di bawah cover undang undang, pada saat yang sama, mereka menjaga dan melindungi darah darah para penyembah berhala dan salib.

Ditambah lagi, mereka adalah orang yang paling lancang berbicara tentang Din Allah tanpa ilmu, dan orang yang paling cepat memvonis dengan hukum yang batil dan zalim. Karena mereka adalah makhluq Allah paling bodoh terhadap hukum hukum syar'i.

يعلمون ظاهرا من الحياة الدنيا و هم عن الاخرة هم غافلون

"Mereka hanya mengetahui yang nampak (saja) dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang akhirat adalah orang yang lalai"
(Ar Rum:7)

Adapun kami, segala puji dan karunia milik Allah, adalah yang paling jauh dari sikap ghuluw dan tergesa gesa dalam takfir, kami tidak mengkafirkan orang kecuali mereka yang telah dikafirkan oleh Allah atau Rosul-Nya shollallahu 'alaihi wa sallam. Kami tidak menyibukkan diri dalam tulisan tulisan kami, kecuali terhadap mereka yang telah jelah jelas membuka pintu pintu kekafiran yang nyata, dalil dalil yang mengkafirkan mereka adalah lebih jelas daripada jelasnya matahari di siang bolong. Mereka adalah pentolan pentolan kekafiran, para thogut dan segenap anshor (penolong) nya serta kekuatannya, yang telah menghabiskan umur dan nyawa mereka di jalan untuk menolong kekafiran dan meneguhkan rukun rukun syirik dan undang undangnya, dalam memerangi Din dan orang orangnya.

Dan kami tidak menyibukkan diri untuk mengkafirkan manusia secara umum. Kami menyayangi kaum muslimin yang awam dan kasihan atas keadaan mereka yang tertindas dan dikuasai oleh thogut, dan kami berusaha untuk membebaskan mereka dari kekuasan thogut. Kami menerapkan syarat syarat takfir dan mawani' mawani' nya yang mu'tabar. Kami tidak mengkafirkan orang kecuali dengan hal hal yang dapat mengkafirkan pelakunya yang tegas, jelas dan gamblang. Dan kami sangat memperingatkan sekali dari mengkafirkan orang karena hal hal yang muhtamal (hal yang mengandung banyak kemungkinan. pent) atau karena prasangka atau dengan reka reka, atau dengan konsekuesi dari suatu madzhab atau perkataan, atau kesalahan kesalahan dan kenyelenehan kenyelenahan yang serupa ini yang telah kami peringatkan darinya berulang kali dan terus menerus dan hingga kinipun kami masih memperingatkan dari hal tersebut.

Patokan kami dalam da'wah kami adalah:

قل هذه سبيلي أدعو علي بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين

"Katakanlah: "Inilah jalanku, aku dan orang orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata, dan maha Suci Allah, dan aku bukanlah termasuk orang orang musyrik."
(Yusuf : 108)

* * * * *


2. Siapakah mereka yang ekstrim lagi sombong dan keras?

Kami telah membiasakan diri untuk tidak berjabat tangan dengan tentara syirik, sebagaimana juga kami tidak memulai memberi salam kepada mereka. Dan kami berulang kali telah memahamkan mereka bahwa masalah (tidak) berjabat tangan menurut kami hanyalah metode dakwah untuk mengungkapkan akan pemisahan diri antara kami dan mereka yang tidak akan kami akhiri selama mereka berada dalam barisan undang undan buatan.

Saya menemui kepala penjara "Suwaqoh", dan dia sedang bersama wakil dan para pembantu pembantunya, dan disekitarnya terdapat beberapa tahanan yang masing masing mereka mengajukan permintaan dengan rendah dan hina. Kemudian pembantunya mengenalkannya kepadaku, lalu ia mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku, akan tetapi saya menolak dan berkata: "Jangan tersinggung, saya tidak mau berjabat tangan dengan kalian."

Sebagian pembantunya berkata kepadanya: "Mereka tidak mau berjabat tangan dengan kita, Pak."

Sayapun menjelaskan: "Saya berharap masalah ini tidak disalah pahami. Kami enggan berjabat tangan dengan kalian dan mengucapkan salam kepada kalian adalah bukan karena keyakinan kami bahwa badan kalian najis, sekali kali tidak. Akan tetapi kami menganggap diri kami adalah para tentara syariat dan Al Quran, dan karena sebab ini kami dipenjara di sini, dan kamipun dipenjara berulang kali. Sebaliknya, kami menganggap kalian adalah para tentara undang undang buatan, yang menjaga dan meneguhkannya siang malam, sebagaimana kalian menamakan diri kalian seperti itu. Kalian enggan untuk menerapkan syariat Allah sebagai hukum. Maka kalian berada di suatu barisan dan kami di barisan yang lain. Inilah dua kelompok yang berselisih tentang Rob mereka. Kami tidak akan meletakkan tangan kami diatas tangan kalian selama lamanya, sampai kalian berhenti menolong undang undang buatan dan kemudian menjadi penolong penolong syariat, dan ketika itu, kalian akan menjadi orang orang yang kami cintai dan menjadi saudara saudara kami, serta kami akan berjabat tangan dengan kalian dan bahkan kami akan menjadi penolong dan pelayan kalian.

Sampai disini, beberapa pembantunya mengusir beberapa tahanan yang ikut mendengarkan dialog serta membubarkan mereka.


* * * * *


Pada hari raya saat saya dipenjara pertama kali, saya diminta untuk mendatangi kantor kepala keamanan dalam penjara, maka saya masuk tanpa mengucapkan salam dan tanpa menjabat tangan mereka, lalu saya disuruh untuk duduk dekat kepala keamanan mereka. Lalu segera ia seperti biasanya, menyampaikan pengingkarannya terhadap tindakan kami yang tidak mengucapkan salam kepada mereka, dan bahwa ini (menurut mereka) tidak boleh dan (bertentangan) dengan akhlak akhlak da'wah serta hal hal lain yang mereka nasehatkan kepadaku.

Lalu saya katakan kepada mereka: "Bagi kami, akhlak akhlak da'wah telah ditetapkan oleh seorang yang Allah telah berfirman tentang diri beliau: "Sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung", dan disuatu hari beliau berwasiat kepada kami dengan sabdanya: "Janganlah kalian memulai salam terhadap orang orang musyrik". Adapun masalah berjabat tangan, maka kalian telah mengetahui sikap kami terhadap kalian, dan kami telah menerangkan kepada kalian da'wah kami berulang kali, maka nasehat kalian tadi tiada artinya.

Kemudian pembicaraan menjadi menyabang hingga tentang kesyirikan dan pengingkaran mereka tentang kesyirikan yang disifatkan kepada mereka. Lalu saya mendetailkan kepada mereka tentang kesyirikan modern mereka dan perbuatan mereka yang menjadikan selain Allah sebagai Rob yang membuat syariat (undang undang) dan perbuatan mereka yang menghendaki selain Din Allah sebagai syariat dan hukum.

Atas kehendak Allah, masuklah seorang polisi yang mengantarkan surat, yang telah berumur tua dan ia tidak mengenal kami dan belum pernjah melihat kami. Lalu ia meletakkan surat di atas meja mudir, dan lalu menjabat tangan semua yang hadir satu persatu sambil mengucapkan selamat hari raya, hingga sampai kepada saya dan kemudian mengulurkan tangannya dengan semangat dan hormat untuk menjabat tanganku dan berkata: "Semoga setiap tahun engkau tetap baik wahai syeikh". Lalu aku ulurkan tanganku dan menjabat tangannya: "Islam dan kaum muslimin tetap mulia dan baik". Lalu dia langsung pergi.

Saya melihat ada tanda tanda keheranan di muka muka petugas keamanan karena mereka baru melihat saya untuk pertama kali berjabat tangan dengan polisi.

Yang paling besar diantara mereka berkata: "Kenapa engkau berjabat tangan dengannya, tapi tidak berjabat tangan dengan kami?

Saya jayab: "Di setiap tempat tertentu ada perkataan tertentu yang sesuai. Kami tidak meyakini akan haramnya menjabat tangan kalian, dan kami tidak keras dalam hal ini seperti kerasnya kami dalam hal tidak mendahului kalian dalam mengucapkan salam. Perkara ini, sebagaimana yang telah saya katakan kepada kalian, adalah ikhtiar dalam metode berda'wah, sebagai cara untuk menjelaskan akan pemisahan diri dan perlepasan diri (baro-ah) saya dari kalian dan dari undang undang kalian. Ini adalah masalah yang telah kalian ketahui dan kalianpun telah mengetahui perincian da'wah kami karena keberadaan kalian di penjara. Adapun tukang pengantar surat tadi, ia baru saja pertama kali melihat saya, bila memungkinkan saya untuk menjelaskan kepadanya perincian da'wah kami, tentu saya tidak akan menjabat tangannya. Akan tetapi saya melihat rasa takutnya kepada kalian dan bersegeranya ia untuk pergi, dan sayapun tidak punya kesempatan untuk menjelaskan kepadanya sebab dari keengganan saya untuk berjabat tangan, maka saya kawatir ia akan menilai bahwa syeikh kurang berakhlak atau keras, sombong dan menuruti hawa nafsu. Maka saya cenderung untuk longgar dalam masalah ini, yang mana kami tidak mendapatkan nash yang shohih yang mengharamkannya, demi mencegah mafsadat yang dimungkinkan akan terjadi. Sedangkan kalian, da'wah saya terhadap kalian adalah jelas dan telah diketahui, maka tidak ada lagi mafsadat yang kami kawatirkan akibat sikap kami ini terhadap kalian. Kecuali bila kalian membuat buat kebohongan atas nama kami".

Dengan takdir Allah, pada saat tersebut masuk seorang pembatu mereka yang menjabat tangan tangan mereka, lalu mengulurkan tangannya untuk menjabat tanganku. Sayapun enggan menjabat tangannya dan berkapa: "Engkau mengetahui sikap kami terhadap kalian".

"Walaupun di hari raya?" tanyanya.

Saya menjawab: "Aqidah kami tentang kalian, dan da'wah kami kepada kalian adalah satu, baik di hari raya ataupun di hari lain. Apakah aqidah akan berubah mengikuti perubahan peristiwa?"

Lalu mereka saling melihat dan tersenyum.

Selang beberapa saat, salah seorang dari mereka mendatangiku mengungkapkan akan kekagumannya terhadap da'wah kami, penghormatannya kepada kami dan setuju dengan kami. Dia mengakui kepadaku dengan rasa menyesal yang nampak, bahwa dia telah berusaha memburukkan citra kami di hadapan para penghuni penjara agar menjauhkan mereka dari kami dan dari da'wah kami, karena kawatir mereka terpengaruh oleh kami dan setuju dengan da'wah kami, sampai ia mengatakan: "Saya telah menyebarkan fitnah dan menuduh anda bahwa anda menghalalkan mengkonsumsi narkoba yang dijual dan diedarkan diantara para tahanan, saya menyesal atas hal ini dan tidak akan mengulangi lagi.!!!

Selain orang ini ada juga yang mengatakan: "Demi Allah, saya tahu bahwa kalian berada diatas kebenaran dan kami mencintai anda, walau apapun yang anda katakan kepada kami."

Salah seorang ikhwan kami menceritakan kepada saya, bahwa seorang petugas keamanan penjara yang nashrani mengungkapkan kepadanya rasa kagumnya terhadap sikap dan keteguhan ikhwan ikhwan kami di atas kebenaran: "Demi Allah, saya mencintai dan menghormati kalian, dan saya merasa mulia untuk mencucikan pakaian kalian."


* * * * *


Disamping tuduhan ghuluw dalam takfir yang dibuat buat oleh musuh musuh da'wah ini kepada kami, karena mereka tidak mampu membela kekafiran mereka dan adu hujjah dengan hujjah, maka merekapun menuduh para pelaku da'wah yang berbarokah ini dengan tuduhan ekstrim, keras, sombong dan congkak. Kebanyakan itu semua tidak lain karena keteguhan sikap ikhwan ikhwan kami dalam menghadapi musuh musuh Allah serta pantang untuk menerima kerendahan, terkhusus bila mereka dibandingkan dengan orang orang selain mereka yang melemah dan bermudahanah. Hakekat permasalahan (kami) dengan musuh musuh kami adalah seperti ungkapan: "Engkau menuduh saya dengan penyakit yang engkau derita, dan kemudian engkau menyembunyikan penyakitmu". Merekalah orang orang yang kaku, keras dan congkak. Merekalah orang orang yang mendengki terhadap da'wah ini dan para da'i. Mereka menampak nampakkan diri di hadapan manusia dengan tampilan sebagai pemberi nasehat yang bersungguh sungguh memperhatikan masalah da'wah, tersebar luasnya da'wah dan kemaslahatan da'wah, yang takut bila manusia lari dari da'wah, beginilah yang mereka ngaku ngakukan. Disebabkan sikap sebagian muwahhidin yang menampakkan kemulian dihadapan mereka, seperti sikap kami yang tidak memulai mengucapkan salam kepada mereka, juga tidak memuliakan mereka dan tidak memanggil mereka dengan gelar tuan (pak) yang telah biasa mereka dapatkan dari manusia, maka mereka mensifati orang yang menjele jelekkan sifat sombong mereka dan menyingkap kecongkakkan mereka, dengan sombong dan congkak.

Bila engkau meneliti perbuatan mereka saat mereka dalam ruang tertutup, dan bila engkau mendengar kata kata mereka serta cara mereka mengintrogasi para muwahhidin, di tempat tempat penyiksaan dan di sel sel, maka engkau akan mengetahui bahwa mereka adalah manusia yang paling buruk dam rendah akhlaknya.

Walau demikian, masih saja sebagian dari mereka yang 'adil' mensifati kami dengan akhlak yang baik. Mereka mengungkapkan ketaajuban dan persetujuannya dengan da'wah para muwahhidin dalam banyak kesempatan, seperti contoh yang telah kami ketengahkan dan yang lainnya masih banyak dan banyak. Telah dikatakan bahwa: Kemuliaan itu adalah apa yang dipersaksikan oleh musuh.


Abu Muhammad Al Maqdisi
Penjara Suwaqoh, Yordania
4 hari terakhir dari tahun 1420 H.

Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar