Headlines News :
Home » , , » Nasionalisme bertentangan dengan Islam

Nasionalisme bertentangan dengan Islam

Written By Terapkan Tauhid on 2 Juni 2012 | Sabtu, Juni 02, 2012


الحمد لله، والصلاة والسلام علي رسول الله
و بعد



Saya telah membaca berita yang tersebar dalam surat kabar tanggal 10/11/1425 H. Yang berjudul: "Hari sekolah dimulai dengan hormat bendera" dan "Menjadikan hari nasional sebagai hari libur resmi."

Maka saya hendak memperingatkan kaum muslimin dengan beberapa hal di bawah ini:

Pertama :

Pernyataan pernyataan diatas dimaksudkan untuk mengganti sesuatu yang mulia dengan sesuatu yang rendah, dan dimaksudkan untuk menjadikan "ikatan ketanah-airan" sebagai ganti "ikatan Din". Disaat manhaj Din disingkirkan dari sekolah dan pembahasan al wala' wa al baro' dihapus darinya (padahal pembahasan ini adalah pokok ajaran Islam), maka dipaksakan pada saat itu apa yang disebut sebagai "hormat bendera" dan "hari nasional" dijadikan sebagai hari libur resmi (menyerupai 'idul fithri dan 'idul adha !). Semua yang sedang berlangsung sekarang ini adalah demi menjadikan prinsip "innamal wathoniyyuna ikhwah (sesungguhnya orang orang yang setanah air itu adalah bersaudara) sebagai ganti dari firman Allah ta'ala:

إنما المؤمنون إخوة



innamal mu'minuna ikhwah (sesungguhnya orang orang yang beriman itu bersaudara).

Tidak diragukan lagi bahwa da'wah kepada kebangsaan atau nasionalisme atau yang serupa dengan itu adalah merupakan da'wah da'wah jahiliyah yang wajib untuk disingkirkan oleh kaum muslimin.

Syeikhul islam Ibnu Taimiyyah rohimahullah ta'ala berkata: "Setiap yang diluar dari da'wah Islam dan Al Qur-an, seperti (da'wah kepada) nasab, atau negeri, atau kewarganegaraan, atau madzhab, atau thoriqoh, maka itu termasuk dari penisbatan jahiliyah ('aza-ul jahiliyzah). (28:328).

Dengan ungkapan ini, beliau mengisyaratkan kepada sabda Nabi saw yang telah diriwayatkan oleh Ahmad dari Ubay bin Ka'ab:

من سمعتموه يتعزي بعزاء الجاهلية، فاعضوه بهن أبيه ولا تكنوا



Syeikh Ibnu Baz rohimahullah berkata dalam fatwa beliau (1:289): " Tidak diragukan lagi bahwa da'wah kepada kebangsaan adalah termasuk perkara jahiliyah, karena da'wah tersebut adalah da'wah kepada selain Islam."

Dan beliau juga berkata seputar perbuatan menjadikan kebangsaan sebagai pengganti Islam(1:296): "Ini tidak lain adalah bertentangan dengan kitab Allah dan menyelisihi syariat Allah dan melampui batasan Allah, juga merupakan bentuk muwalah (loyalitas) dan permusuhan, cinta dan benci berdasarkan selain Din Allah. Alangkah besarnya kebathilan ini dan alangkah jeleknya manhaj ini. Al Qur-an menyeru untuk berwala' kepada orang orang mu'min dan memusuhi orang orang kafir siapapun mereka dan apapun mereka, sedangkan syariat kebangsaan tidak menginginkan hal ini."

Kedua :

Diantara kemunkarannya adalah menjadikan suatu hari tertentu (selain dua hari raya) sebagai hari besar yang dirayakan, walaupun mereka tidak menamainya dengan hari raya, karena tolak ukur adalah berdasarkan hakekatnya bukan berdasarkan nama.

Ulama ulama negeri ini (Saudi Arabia. Pent) telah berfatwa dalam banyak buku buku mereka bahwa perkara seperti ini adalah bid'ah dan kemunkaran. Contohnya lihat Fatawa Lajnah Daimah (3:81-89).

Ketiga:

Bahwa perbuatan yang dinamai dengan "hormat bendera" ini adalah haram, tidak boleh dilagukan dan tidak boleh diulang ulang, baik bagi para guru ataupun bagi para murid ataupun bagi selain mereka. Hal ini karena dua sebab:

  • Pertama : Perbuatan ini adalah salah satu pintu dari da'wah jahiliyah yang mempunyai tujuan untuk menjadikan tanah air sebagai pengganti Islam (penjelasan tentang hal ini telah disebutkan diatas).
  • Kedua : Bahwa dalam pelaksanaannya, perbuatan ini diiringi dengan lafadz lafadz syirik, seperti ucapan mereka: "Kehidupan raja (atau kerajaan) adalah untuk bendera dan tanah air" Ini adalah kesyirikan, karena Allah subhanahu berfirman:

    قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين لا شريك له



    "Katakanlah: "Susungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah Rob semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya."

    Allah subhanahu telah menjadikan kehidupan adalah untuk Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, sedangkan dalam lagu ini, mereka menjadikan kehidupan raja (atau kerajaan) untuk selain Allah, ini adalah perkara yang sudah jelas.

Keempat:

Bahwa wajib atas para ulama dan para penuntut ilmu untuk menjelaskan kebenaran dalam perkara perkara seperti ini, yang hampir tidak berlalu suatu hari kecuali kaum muslimin diuji dengan masalah ini. Allah telah berfirman:

"right">وإذ أخذ الله ميثاق الذين أوتوا الكتاب لتبيننه للناس ولا تكتمونه



"Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil janji dari orang orang yang telah diberi Al Kitab(yaitu): "Hendaklah kamu menjelaskan isi Kitab itu kepada manusia dan kamu jangan menyembunyikannya." (Ali 'Imran:187).

Sikap diam terhadap perkara perkara ini telah menjadikan orang orang bathil berlaku berani (atau lancang) dengan kebathilannya.

Saya memohon kepada Allah subhanahu agar Dia menolong Islam dan pemeluknya, dan agar Dia menelantarkan orang orang kafir beserta para penolongnya, sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas hal itu.

وصلي الله علي نبينا محمد وعلي آله وصحبه أجمعين

Syeikh Nashir Ibnu Hamd Al Fahd

Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar