Headlines News :
Home » , , » Kisah perjalanan hidup isteri isteri Syeikh Aiman Azh Zhawahiriy(1)

Kisah perjalanan hidup isteri isteri Syeikh Aiman Azh Zhawahiriy(1)

Written By Terapkan Tauhid on 31 Juli 2012 | Selasa, Juli 31, 2012


Kisah Perjalanan Hidup
Isteri Isteri Syeikh Aiman Azh Zhawahiri
Hafizhahumullah
Bagian Pertama


Penulis:
Abu Abdul Qodir Al Qomariy

بسم الله الرحمن الرحيم

Syeikh (hafizhahullah) telah menikahi tiga orang mujahidah. Adapun yang pertama adalah Asy Syahidah (kama nahsabuha) Ummu Muhammad taqabbalahallah, yang kedua adalah Al Mujahidah Ummu Khalid hafizhahallah, dan yang ketiga adalah Al Mujahidah Ummu Tasnim hafizhahallah. Izinkan saya untuk memperkenalkan sebagian dari perjalanan hidup tiga mujahidah ini.

Ummu Muhammad Al Mishriyah

Beliau adalah seorang mujahidah, penyabar, setia, suci, ahli ibadah, zuhud dan syahidah (nahsabuha kadzalik) 'Izzah binti Anwar Shodiq bin Razaq bin Nuwair, Ummu Muhammad Al Mishriyah, semoga Allah menerima beliau dalam golongan syuhada.

Bapak beliau adalah Ustadz Anwar Ash Shodiq Nuwair rohimahullah, kepala keluarga Nuwair, salah seorang terkemuka, pengacara terkenal dan penasehat pada Badan Ta'mir Ash Shohariy yang dulu.

Ibu beliau adalah as sayyidah al fadhilah ash shobiroh Nabilah binti Muhammad bin Jalal hafizhahallah, mantan mudiroh pada kementrian urusan kemasyarakatan.

Kakek dari jalur ibu adalah asy syarif Muhammad Jalal rohimahullah. Nenek dari jalur ibu adalah asy syarifah Fatimah binti Rifa'ah Rofi' Ath Thohthowi rohimahallah yang nasabnya berujung kepada Al Husain bin Ali bin Abi Tholib rodiyallahu 'anhum.

Beliau dilahirkan di District Ad Daqiy Al Hadi', dan tumbuh dalam kehidupan mewah di sebuah villa. Kemudian bersama sama keluarga, beliau pindah ke sebuah perumahan besar yang dibangun oleh keluarga beliau di Al Ma'adi. Allah azza wa jalla telah menghendaki beliau tinggal dekat dengan villa keluarga Dokter Aiman Az zhawahiri hafizhahullah.

Beliau lulus dari fakultas adab jurusan filsafat Universitas Kairo pada tahun 1977 M.

Beliau tumbuh dalam kehidupan yang islami, selalu menjaga hijabnya, disertai adab dan sifat malu yang besar. Ibu beliau Nabilah hafizhahallah berkata: "Putriku adalah seorang yang sangat tenang dan taat beriltizam. Taat menjalankan Din nya sejak beberapa tahun sebelum menikah dengan Aiman Az Zhawahiri, tepatnya sejak ia berada pada tahun kedua di Universitas, yaitu ketika ia memakai hijab dan setelah itu niqob. Kami meminta padanya agar cukup pakai hijab saja, lalu ia sangat menolak hal itu. Ia sangat taat mengamalkan Din, waktunya ia habiskan dalam sholat dan membaca Al Quran. Saya bangun pada pagi hari dan mendapatinya tertidur di atas sajadah sedangkan mushaf berada di tangannya, ia tertidur karena sangat kecapean sholat. Tidak seorangpun yang mendekatinya kecuali akan mencintainya. Banyak yang mencoba melamarnya yang semuanya berasal dari keluarga mulia dan terpandang yang kaya raya, akan tetapi kira kira semua mereka mensyaratkan agar ia melepas niqob dan cukup pakai hijab saja. Kemudian ia dengan tenang menolak untuk melepas niqob, hingga Doktor Aiman Az Zhawahiri hafizhahullah maju untuk melamarnya melalui beberapa orang terkenal, yang mana beliau mencari calon yang taat menjalankan Din dan mengenakan niqob, sehingga keduanya dapat saling memahami dengan cepat, khususnya lagi diantara dua keluarga ini terdapat hubungan kerabat dan mushoharoh (hubungan kerabat karena sebab pernikahan. pent). Resepsi pernikahan dilangsungkan secara islami di hotel Syabrid Kairo dan tidak satupun foto yang diambil dalam acara tersebut karena sebab permintaan kedua pengantin."

Setelah Ummu Muhammad menikah dengan Syeikh Aiman, terjadilah kasus pembunuhan terhadap Sadat (Presiden Mesir saat itu. pent), dan syeikhpun ditangkap. Selama syeikh menjalani hukuman penjara, beliau (Ummu Muhammad.Pent) tinggal dengan ibunya, dan pada saat itu beliau melahirkan putri sulungnya Fatimah hafizhahallah, dan beliau tetap sabar dan mengharap pahala sampai syeikh bebas dari penjara dan pergi ke negeri Haromain untuk bekerja di rumah sakit di sana, kemudian beliau menyusul syeikh dan pada saat itu beliau sedang mengandung putrinya yang kedua Amimah hafizhahallah, kemudian beliau bersama syeikh pergi ke Pakistan.

Diantara kezuhudan beliau (rohimahallah) adalah apa yang telah diceritakan kepada saya oleh salah seorang mujahidin yang menyertai syeikh di Sudan, bahwa pada suatu hari isterinya mengunjungi Ummu Muhammad rohimahallah. Ketika ia kembali, ia menceritakan kepada suaminya: "Dapatkah engkau membayangkan, setiap kali aku mengunjungi Ummu Muhammad, aku mendapatinya sedang memasak kacang untuk makan siang anak anaknya, sedangkan baju anak anaknya telah usang dan menyedihkan!" Padahal beliau rohimahallah memiliki dua apertement mewah di Al Ma'adi yang bernilai jutaan, akan tetapi beliau telah memilih jihad di jalan Allah Azza wa Jalla dan taat kepada suaminya dari pada mengejar kenikmatan dunia yang fana. Semoga Ar Rahman membalas beliau dengan sebaik baik balasan.

Beliau adalah sebaik baik isteri dan sebaik baik wanita. Selama berbulan bulan tidak didapati dalam rumah beliau selain selembar koran yang telah kadar luasa! Ketika hari raya datang, mereka menambal pakaian pakaian anak anak mereka. Ibu kita ini menjahit sepatu putera tunggalnya Muhammad rohimahullah. Sepatu tersebut terbuat dari plastik yang telah usang, padahal mereka adalah anak anak orang kaya raya.

Beliau rohimahallah, sangat bersemangat untuk berbuat baik, dan mengerjakan segala kebaikan untuk mengharap Wajah Allah. Sampai sampai beliau bersama sahabat sahabatnya ketika masih berada di universitas, telah membentuk organisasi jam'iyah khoiriyah kecil. Mereka membuat kerajinan tangan dan menjualnya, kemudian hasilnya disumbangkan untuk orang orang yang membutuhkan. Salah seorang mujahidin telah menceritakan kepada saya bahwa keluarga Ummu Muhammad di Mesir telah mengirim uang untuknya sekitar 100 ribu dolar, kemudian ia langsung membagi bagikan uang tersebut ke rumah rumah mujahidin, dan beliau mendapatkan bagian yang sama seperti mereka, walaupun beliau dan suaminya sedang hidup dalan keadaan sempit.

Syeikh Aiman keluar dari rumah pada pagi hari sekali, dan kembali pulang menjelang subuh. Beliau rohimahallah adalah potret isteri teladan, yang mengurus anak anaknya. Beliau adalah wanita yang zuhud dan ahli ibadah. Beliau tidak pernah bosan dari kehidupan yang tidak tetap seperti ini. Syeikh selalu berpindah pindah karena sebab jihad, dan beliau terputus hubungannya dengan keluarganya, serta pakaian anak anaknya telah usang karena sebab keadaan ekonomi para mujahidin secara umum. Perjalanan safar syeikh banyak dan ketidak hadirannya di rumah sangat sering. Semua hal itu dianggap oleh beliau sebagai bentuk jihad di jalan Allah Azza wa Jalla, yang terus berlanjut sejak pernikahannya dengan syeikh sampai beliau diwafatkan oleh Allah. Beliau bersabar mengharap balasan pahala, taat kepada suaminya, menjaga anak anaknya, serta mengajarkan mereka kebaikan dan kecintaan kepada jihad. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas.

Suami beliau, Dokter Aiman Azh Zhawahiri hafizhahullah bercerita tentangnya:

"Di desa yang baik dan berbarokah ini, keluargaku kembali berkumpul setelah aku berpisah darinya selama satu setengah tahun. 6 bulan dari waktu tersebut, mereka sama sekali tidak mendapatkan kabar tentang saya, karena saya tengah berada dalam penjara Dagestan. Segala urusan keluarga yang berhijrah, bersembunyi, buron, dan yang kehilangan kepala keluarganya, yang telah meninggalkan mereka selama satu setengah tahun untuk urusan yang tidak mereka ketahui... Saya katakan, urusan keluarga pada waktu ini dan dalam situasi keamanan yang tidak menentu ini ditangani oleh isteri saya Ummu Muhammad rohimahallah, kemudian dibantu oleh ikhwan ikhwan saya yang mulia. Ummu Muhammad adalah seorang yang luhur yang sulit didapat tandingannya. Ia telah mengumpulkan pada kepribadiannya antara taqwa, pengagungan terhadap hukum hukum syariat dan da'wah kepadanya, disertai akhlaq yang tinggi, kepekaan yang tajam, kemulian yang tinggi, tawadhu' dan toleran, kasih sayang, semangat, serta simpati kepada siapa saja yang ia kenal, menolong orang orang yang terzalimi dan miskin, membantu dan membela mereka, selalu dermawan, serta mengerahkan dan mengorbankan di Jalan Allah segala yang ia miliki beserta wawasan, ilmu, perasaan, adab, pemikiran dan kebanggaan terhadap diri pribadi.

Saya akan menceritakan ketika pertama kali saya menghubunginya rohimahallah, ketika saya telah sampai di Kandahar, ia berkata kepada saya: "Jangan tinggalkan kami, walaupun engkau tinggal di sebuah lubang maka kamipun akan menyertaimu."

Di desa yang baik dan berarokah ini, kami tinggal di sebuah rumah yang terdiri dari tiga kamar, dua untuk kami dan satu untuk para tamu. Tidak ada air kecuali dari sebuah sumur di halaman rumah, juga tidak ada listrik. Saya bersaksi kepada Allah, bahwa kami merasa tidak pernah hidup di sebuah rumah yang lebih baik dari rumah itu, dan tidak pernah bertetangga dengan orang yang lebih baik dari tetangga kami disitu. Desa itu adalah desa tempat para muhajirin mujahidin orang orang shaleh. Aslinya daerah tersebut adalah daerah yang telah ditinggalkan, milik sebuah proyek pertanian dahulu. Kemudian direbut oleh tentara perbatasan, lalu kemudian ditinggalkan dan sebagiannya dihuni oleh orang orang badui. Ketika Amirul Mu'minin Al Mula Muhammad Umar menerima kedatangan Syeikh Usamah bin Ladin dan para anshor beliau dari Jalalabad, beliau (Al Mula Umar) menempatkan mereka di desa ini. Desa ini terdiri dari sekitar 100 rumah, 20 berada di sebelah timur dan 80 di sebelah barat. Syeikh Usamah telah mengelilingi 80 rumah yang berada di sebelah barat beserta beberapa toko toko dengan pagar yang tinggi, dan menjadikannya untuk para keluarga. Sedangkan 20 rumah yang tersisa dikhususkan untuk kantor kantor dan para tamu."

Anak anak Syeikh

Syeikh dengan Ummu Muhammad telah dikaruniai enam orang anak.

Yang paling besar adalah Fatimah hafizhahallah, telah dinikahi oleh Syeikh Al Mujahid Asy Syahid Abu Turob Al Urduniy Faisal Halalat taqobbalahullah. Dokter Aiman Azh Zhawahiri bercerita tentang beliau:

"Abu Turob Al Urduniy adalah seorang tentara yang dermawan dan pendiam. Engkau melihat keadaannya yang kurus dan berat badannya yang ringan akan mengingatkanmu terhadap perkataan seorang syair:

تري الرجل النحيف فتزدريه


وفي أثوابه أسد هصور

Engkau melihat seseorang yang kurus, lalu engkau meremehkannya


Padahal pahalanya bagaikan singa.

Beliau adalah pencari kesyahidan yang tidak bosan, telah banyak luka di badannya, betisnya telah pecah dua kali, sebelah matanya hilang dan sebelahnya lagi terluka. Ia masih mencari kesyahidan, hingga ia mendapatkannya bersama teman seperjuangannya dan komandannya Abu Hafsh Sang Komandan taqobbalahullah. Beliau adalah sahabat yang dermawan, mulia dan berakhlaq baik. Saya merasa mulia memiliki hubungan pernikahan dengannya, maka saya menikahkannya dengan puteri sulung saya, dan kemudian ia dikaruniai dua orang anak, yaitu Abdullah dan Maryam. Ia telah meninggalkan sebuah wasiat, didalamnya ia meminta ikhwan ikhwannya untuk memperhatikan tarbiyah anaknya dengan tarbiyah jihadiyah dan tidak membiasakannya untuk hidup mewah, akan tetapi membiasakannya untuk hidup susah dan keras hingga dapat membesar sebagai seorang mujahid yang tahan banting dan kuat. Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas."

Amimah hafizhahallah, telah menikah dengan Al Akh Al Mujahid Abu Dujanah Al Mishriy Asy Syarqowiy. Kemudian Nabilah hafizhahallah, telah menikah dengan Al Akh Al Mujahid Abu Abdurrahman Al Maghribiy. Kemudian Khodijah hafizhahallah, lalu buah hatinya Muhammad bin Aiman Azh Zhawahiriy tqobbalahullah, telah terbunuh pada serangan dadakan kaum salibis, ia bersama ibunya dan adiknya Aisyah yang pada saat itu berumur dua tahun setengah. Sedangkan Muhammad taqobbalahullah berumur 16 tahun, semoga Allah menerima mereka semua di 'Illiyyin.

Kisah syahidnya beliau bersama kedua orang anaknya, rohimahumullah.

Pada tahun 2001, pada saat serangan barbarisme kaum salibis terhadap Afganistan, sebagian para mujahidin taqobbalahumullah ditugaskan untuk mengungsikan para keluarga mujahidin karena sebab hujan bom yang berterusan di setiap tempat. Mereka bertempat tinggal sementara di rumah Maulana Jalaluddin Haqqoniy, semoga Allah memperpanjang umurnya dalam ketaatan kepada-Nya, di daerah Jardiz dekat Khausat, dan Ummu Muhammad beserta anak anaknya termasuk dari para keluarga tersebut. Sebagian para mujahidin dan mujahidah beserta anak anak mereka syahid, taqobbalahumullah termasuk diantaranya Ummu Muhammad dan puteranya Al Mujahid Asy Syahid Muhammad serta putri bungsunya Aisyah. Maka berbahagialah mereka atas kesyahidan yang telah diraih, dan semoga Allah mempertemukan kita dengan mereka.

Diantara sifat wara' nya Ummu Muhammad, adalah apa yang telah diceritakan oleh salah seorang mujahidin, ia berkata:

Ketika tempat yang didiami oleh isteri dan anak anak Asy Syeikh Aiman dibom, saya bersama sekitar 40 orang pemuda yang berasal dari daerah Al Qoshim negeri Haromain adalah orang yang paling pertama mendatangi tempat kejadian, langsung setelah bom meledak. Reruntuhan rumah berserakan, segala sesuatu tidak kelihatan, akan tetapi tangan Ummu Muhammad taqobbalahallah nampak kelihatan, badannya berada dibawah reruntuhan dan beliau masih hidup. Saya mengulurkan tanganku ke arah tangannya dan berkata: "Berikan tanganmu pada saya wahai ibu", ketika ia mengetahui bahwa saya seorang laki laki, ia segera menarik ke dalam tangannya, ia tidak menghendaki laki laki lain dapat menyentuh tangannya. Langsung seketika air mataku bercucuran dan saya mengatakan: "laa ilaaha illallah". Saya dan ikhwan ikhwanku dari daerah qoshim langsung memanggil ikhwan ikhwan Afganistan, kami saling membantu mengangkat reruntuhan. Akan tetapi telah ditakdirkan oleh Allah, ibu kita bersama anak anaknya telah terbunuh. Maka Maha suci Allah dan tidak ada Ilah selain Allah, alangkah suci dirimu wahai ibu kami, alangkah bersih dirimu hingga walau saat menghembus napas napas terakhir enggan untuk mengambil rukhshoh. Semoga Allah memberi ganjaran atas sifat shidiq beliau, semoga Allah memberi ganjaran atas sifat 'iffah beliau. Demi Allah, aku tidak tahu apa yang akan kukatakan selain mengingat akhlak akhlak para shohabiyah ridhwanullah 'alaihim. Saya memohonkan kepada Allah Al Firdaus Al A'la bagi dirimu dan anak anakmu wahah ibu, dan saya memohon kepada Allah agar mengumpulkan engkau dengan suamimu, bapak kami dan syeikh kami Aiman Azh Zhawahiriy. Engkau sebaik baik isteri dan pembantu suami wahai ibu."

ولو كل النساء كمثل هذي

لفضلت النساء علي الرجال


فما التأنيث لاسم الشمس عيب

وما التذكير فخر للهلال

Bila seandainya setiap wanita seperti ini

Tentu wanita akan lebih unggul dari laki laki.


Sifat muannast bagi kata matahari bukanlah sebuah aib

Dan sifat mudzakkar bagi kata bulan bukanlah sebuah kebanggaan

Lalu apa yang dikatakan oleh Hakimul Ummah (Syeikh Aiman. pent) setelah beliau mendengar pembunuhan terhadap keluarganya?

Al Amir Abu Bashir Al Wahisyiy saat betemu dengan seorang wartawan Abdul Ilah Sya-i' berkata: "Diantara mereka yang kami bergaul dengannya adalah Dokter Aiman Azh Zhawahiriy dan Asy Syeikh Al Mujahid Usamah bin Ladin. Mereka telah mengingatkan kami kepada para salaf yang sholeh. Kami hidup dengan mereka dengan kehidupan islam yang hidup dan bergerak. Beginilah Islam, hidup dengan contoh tauladan yang hidup. Ketika seorang muslim melihat suri tauladannya dihadapannya dalam keadaan hidup dan bergerak, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk beramal. Saya telah melihat sikap Dokter Aiman hafizhahullah ketika isteri dan anak anaknya terbunuh di Khausat, saat expedisi militer salibis, seorang ikhwan mengabarkan hal tersebut kepada beliau, lalu Dokter Aiman hafizhahullah berkata:

الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون، أولئك عليهم صلوات من ربهم وألئك هم المهتدون


"Orang orang yang apabila musibah menimpa mereka, mereka mengucapkan: "Sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan kepada-Nya lah kita kembali." Mereka itulah orang orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rob mereka, dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk."
(Al Baqarah:156-157)"

Kemudian beliau berkata kepada kami perkataan yang indah, beliau berkata: "Alangkah baik perang suci ini. Kita ikut serta di dalamnya atas pilihan kita sendiri, sedangkan anak anakku, tidak ada kekebalan bagi mereka dari kematian. Anak anakku dibunuh, sebagaimana juga anak anak Palestina, anak anak Afganistan dan anak anak Iraq juga tidak ada kekebalan bagi mereka dari kematian. Mereka semua adalah orang orang pilihan yang semua manusia wajib untuk bersama mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يا أيها الذين امنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين

Bersambung

Ikut andil dalam berda'wah, sebarkan :

Posting Komentar